pasar
Terlihat Made Mahayastra bersama A.A. Mayun. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Belum ada tanda-tanda turunnya rekomendasi DPP PDI Perjuangan. Ditambah proses yang belum berjalan surat penentu ini diperkirakan mundur sampai September mendatang. Sementara dalam kunjungan ke Thailand beberapa hari lalu, Mahayastra mengaku diminta oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk membangun pasar.

Ketua DPC PDIP Gianyar, Made Agus Mahayastra Minggu (6/8), menyebut sepulang dari Thailand bersama Ketum PDIP sudah menangkap “sinyal” mengenai rekomendasi. Walau ia belum tahu pasti kapan rekomendasi menuju Gianyar satu itu turun. “Di Thailand bersama ibu Mega kami meninjau pasar. Di Thailand ada pasar hiegenis, keunggulan di sana, dipakai di sini. Makanya seluruh kepala daerah di Bali diajak ke sana,” ujarnya.

Mahayastra didampingi calon pendampingnya sebagai bakal calon wakil bupati, Anak Agung Mayun, Minggu (6/8).

Baca juga:  Jaga Perairan Bali, Patroli Bersama Digelar

Selama di Thailand Mahayastra juga membantah adanya pembahasan masalah paket maupun masalah rekomendasi. Bahkan ia mengaku tidak berani mengutarakan hal tersebut kepada putri dari Presiden pertama RI itu.“Tidak ada bisik-bisik apa-apa, sama ketua umum siapa yang berani,” ujarnya didampingi Calon Wakil Bupati Gianyar, A.A. Mayun.

Namun mahayastra mengaku diberi pesan khusus oleh Megawati Soekarnoputri, bila menjadi pemimpin harus bisa membangun pasar dengan berbagai keunggulan seperti di Thailand. “Kata Ibu Mega, nanti kalau jadi pemimpin diharapkan bisa membangun pasar seperti di Thailand,” ujar Mahayastra menirukan pesan Presiden ke-5 RI itu.

Baca juga:  Megawati Bertemu Jokowi di Batutulis, Ini Jadi Bahasan

Apakah itu berarti sinyal bagi para kader yang diboyong ke Thailand termasuk I Wayan Koster bakal menerima rekomendasi? Mahayastra kembali berkelit bahwa selama seminggu itu hanya menengok botanical garden, pasar buah dan ikan, tanpa ada pembahasan Pilbup dan Pilgub.

Diakuinya, pembicaraan di Thailand itu bernuansa kekeluargaan. “Di sana dikemas santai. Tapi harus dipahami bersama,” tandasnya.

Sementara terkait kapan turunya rekomendasi. Politisi asal Payangan itu menyerahkan sepenuhnya kepada DPP. Sekarang pihaknya hanya ingin mendekatkan diri ke masyarakat, “ Dulu, secara nasional agendanya Agustus. Kalau mundur, jadi secara nasional berarti mundur semuanya,” terangnya.

Lanjut Mahayastra, pengalaman sebagai wakil bupati dari PDIP, kader yang akan menjadi bertarung di Pilkada pasti akan ditanyai oleh pusat. “Biasanya ditanya oleh DPP. Mau berpaket dengan siapa. Karena ini bukan memadukan benda mati, harus ada chemistry. Saya dengan Gung Mayun, juga sudah dekat,” tukasnya.

Baca juga:  BPD Bali akan Terapkan E-Retribusi Pasar, Dua Pasar Ini akan Dijadikan "Pilot Project"

Sementara calon wakil bupati dari PDIP Gianyar, Anak Agung Mayun, mengklaim jika Puri Gianyar yang tergabung dalam 16 puri dari trah Manggis solid mendukung pencalonan dirinya. Namun diakui, memang ada kerabatnya dari Puri Saraswati yakni Anak Agung Waisnawa maju lewat Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) yang tak lain rival PDIP. “Gung Wes maju, itu dinamika politik, itu sah-sah saja. Tapi tetap kami di puri bersatu,” tegasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *