tolak
Aksi tolak reklamasi yang terus digelorakan oleh Desa adat di Bali. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Penolakan reklamasi Teluk Benoa tiba-tiba menggema dari sejumlah tokoh yang siap bersaing dalam Pilgub Bali 2018. Ada nama senator di DPD/MPR RI Arya Wedakarna, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, dan terakhir Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang membuat statement terkait penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa.

Pendapat itu diharapkan bisa dibarengi dengan aksi nyata dan bukan hanya sekedar lip service untuk mendulang suara saat Pilgub nanti. “Pertama, saya selaku Bendesa yang menolak reklamasi tentunya bahasanya adalah bahwa penolakan ini harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga siapapun itu, baik Pak Sudikerta, Eka Wiryastuti, Arya Wedakarna atau siapapun dia dalam kapasitas selaku masyarakat Bali seperti yang saya sampaikan tadi memang sudah selayaknya mereka menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujar Bendesa Adat Buduk yang juga Anggota Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Ida Bagus Ketut Purbanegara dikonfirmasi, Senin (17/7).

Baca juga:  Gudang Rongsokan, Motor dan Uang, Ludes Terbakar

Pun pada saat mereka berbicara dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin, yakni wakil gubernur, bupati, dan senator, lanjut Purbanegara, Pasubayan tetap menghormati pendapat itu. Sebab, memang sikap itulah yang sebenarnya diharapkan Pasubayan dari dulu.

“Dalam hal ini, saya berbicara dengan sedikit tersenyum simpul, saya mengapresiasi sikap mereka, bahwa beliau-beliau itu melakukan penolakan terhadap reklamasi, anggap saja baru mengerti lah. Kenapa baru sekarang menolak, kita anggap baru mengerti. Istilahnya better late than never, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” imbuhnya.

Baca juga:  Puncak G20, TPA Suwung Tak Beroperasi Dua Hari

Purbanegara berharap penolakan yang sudah digaungkan itu jangan hanya sebatas di media massa saja. Akan tetapi diwujudkan pula dalam aksi nyata sesuai dengan jabatannya masing-masing yang notabene masih aktif. Sebab, Pasubayan dan juga ForBALI sudah terlalu sering melihat dan mendengar wacana saja.

“Langkah nyata yang akan dilakukan dalam konteks penolakan ini apa? Jangan hanya sebatas wacana. Ini yang kita tunggu, mereka berani ngapain. Kalau kita kan sudah berani turun ke jalan menyuarakan penolakan. Walaupun pada saat itu mereka ya…katakanlah masih sedikit sibuk dalam tanda petik mungkin tidak mendengar atau tidak melihat apa yang kita lakukan,” jelasnya.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Sembuh Baru Lampaui Tambahan Kasus

Purbanegara melihat penolakan reklamasi yang dilakukan para pejabat itu memang tidak bisa dilepaskan dari nuansa politik. Namun Pasubayan akan mengabaikan hal itu bila dibarengi pula dengan aksi nyata.

“Kalau hanya sebatas wacana di media, lip service seperti itu, pemanis menjelang Pilgub kalau tadi saya katakan bicara sambil senyum simpul ya mungkin saya akan tertawa ngakak nanti. Tidak senyum simpul lagi,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *