subak
Padi di Subak Bebau, Desa Kayuputih yang terserang tungro hingga memicu hasil panen anjlok. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Petani di Subak Bebau, Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar gigit jari. Pasalnya, hasil panen padinya turun drastis menyusul adanya serangan tungro. Kondisi seperti ini sudah berlangsung dua musim terakhir.

Salah seorang petani, Kadek Sirta menuturkan pada musim tanam ini, ia harus menelan kerugian cukup besar. Pasalnya, padi varietas hibrida yang menjadi harapan satu-satunya sebagai sumber penghasilan terserang tungro sejak sebelum berbuah. Hal itu mengakibatkan hasil panennya anjlok hingga 70 persen. “Sekarang hanya dapat hasil sedikit. Sebagian besar kena tungro,” katanya, Senin (22/5).

Baca juga:  Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, BRI Dukung Pengembangan Ekosistem Padi

Kondisi serupa juga dialami sejumlah petani lainnya. Hal itu juga menyebabkan padinya tak dilirik tengkulak. “Yang rusak sampai hektaran. Sulit jadi petani,” keluhnya.

Selain musim ini, hal serupa juga terjadi pada musim tanam sebelumnya. Padi varietas 64 IR juga sebagian besar ludes terserang tungro. “Dulu padi itu anjuran dari pemerintah. Setelah ditanam hasilnya buruk. Sekarang (hibrida-red) bibitnya beli sendiri. Satu kilo Rp 100 ribu. Hasilnya juga buruk,” ucapnya.

Baca juga:  Diadili Kasus "Skimming," Terdakwa Asal Bulgaria Ngaku Awalnya Perlu Uang Tiket

Serangan tungro juga melanda padi di Subak Batan Badung, Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, salah satunya milik Made Sasih. Namun tidak tergolong parah, hanya sekitar 25 persen. Ia menduga itu terjadi akibat cuaca yang kurang mendukung. “Yang kena tungro hanya hibrida saja. Kalau jenis lain tidak. Mungkin karena musim tanamnya tidak cocok,” ulasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra menjelaskan padi hibrida ini memerlukan perawatan yang berbeda dengan varietas lainnya. Dalam artian, pengolahan lahan harus benar-benar baik, terbebas dari adanya rumput liar yang memicu pertumbuhan hama. Selain itu, padi ini juga memerlukan asupan pupuk yang lebih banyak. “Kalau penanamannya sudah sesuai SOP, pasti hasilnya bagus. Padi ini cocok ditanam dimana saja,” jelasnya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Petani di Manistutu Gantung Diri

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *