NEGARA, BALIPOST.com – Tidak seperti biasanya, menjelang hari raya transaksi emas di Jembrana cenderung lesu. Penjualan maupun pembelian baik di toko emas dan pengecer tidak terpengaruh hari raya.

Bahkan kondisi ini sudah berlangsung  sejak beberapa bulan terakhir. Seperti yang diutarakan Indra Gunamawan (48) pedagang emas eceran asal Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Senin (3/4).

Pedagang emas yang berjualan di Pasar Umum Negara ini mengaku kondisi yang lesu untuk transaksi emas. Bahkan di saat menjelang hari raya yang biasanya ada kenaikan, justru  menurun. “Sejak bulan Maret, sebelum hari raya Nyepi sudah jarang  ada yang menjual emas,” terangnya.

Padahal di hari-hari biasa,  transaksi bisa tiga hingga empat orang pengunjung pasar yang menjual emas. Rata-rata sehari dijual berkisar lima gram.

Baca juga:  Protes Tambang Emas, Warga Blokir Alat Berat
Harga memang menyesuaikan dan saat ini ia membeli emas kadar 70 persen senilai Rp 350 ribu per gramnya. Kemungkinan, turunnya penjualan emas ini dikarenakan masyarakat hendak menggunakan di saat hari raya.

Lutfia (22), karyawan salah satu toko Emas di Pasar Umum Negara juga mengaku kondisi transaksi emas yang cenderung menurun ini. Kondisi ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di hari yang sama.

Transaksi penjualan maupun pembelian ramai menjelang hari raya. “Sekarang ini lebih sepi dibanding tahun sebelumnya,” terangnya.

Untuk penjualan emas di tokonya melayani kualitas emas 70 persen dihargai Rp 400 ribu per gramnya. Ketika ada masyarakat yang menjual diambil potongan lima persen dari harga jual per-gramnya.

Diperkirakan menurunnya daya beli ini terpengaruh harga sejumlah harga kebutuhan pokok seperti sembako yang tidak stabil. “Sekarang sudah agak sepi, kita pasrah saja,” terang Saiful (40) pedagang emas eceran asal Baler Bale Agung, Negara. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *