Upacara Pemahayu Jagat Segara Kerthi yang digelar di Pura Segara Pelabuhan Benoa, Bali Selatan, Jumat (19/12).(BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com — Upaya menjaga keseimbangan alam sekala dan niskala kembali diwujudkan melalui Upacara Pemahayu Jagat Segara Kerthi yang digelar di Pura Segara Pelabuhan Benoa, Bali Selatan, Jumat (19/12).

Upacara sakral ini menjadi peneguhan komitmen spiritual umat Hindu dalam merawat kesucian segara sebagai sumber kehidupan.

Upacara tersebut diselenggarakan oleh Panitia Bersama Pemahayu Jagat Segara Kerthi yang terdiri dari PHDI Kecamatan Denpasar Selatan dan Yayasan Gases Bali. Yadnya ini terlaksana atas dasar pawisik serta ketulusan para dermawan, Ni Wayan Kondri dan Ni Nyoman Agustini asal Ubud, yang secara mandiri mempersembahkan yadnya demi keharmonisan alam semesta.

Rangkaian upacara dilaksanakan melalui pekelem kebo di lima titik segara sesuai arah mata angin Pulau Bali. Prosesi awal telah dilangsungkan di Pura Griya Gili Selang, Sraya Kangin, Karangasem.

Baca juga:  Dari Wabup Edi Kaget hingga Lima Daerah Dominasi Tambahan Kasus COVID-19 hingga 85 Persen

Selanjutnya, puncak upacara dipusatkan di Pura Segara Pelabuhan Benoa dengan pelaksanaan pekelem kebo di Segara Karang Tengah, Tanjung Benoa, yang secara niskala diyakini sebagai titik pertemuan lima aliran sungai di wilayah Bali Selatan.

Upacara yang berlangsung pada Tilem Kaenem tersebut dipuput oleh Tri Sedaka dan dilaksanakan dengan penuh khidmat.

Panitia Bersama yang diwakili Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.Fil.H dari Yayasan Gases Bali menyampaikan bahwa Pemahayu Jagat Segara Kerthi bertujuan untuk nyomia sekala–niskala, meredam klesa dan potensi musibah, serta memulihkan keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Baca juga:  Residivis Narkoba Ditangkap, Ini Kasusnya

“Yadnya ini dipersembahkan agar jagat beserta seluruh isinya berada dalam keadaan damai, sukerta lan paripurna, sesuai nilai luhur ajaran Hindu dan konsep Tri Hita Karana,” ujar Komang Gases sapaan akrabnya.

Mang Gases yang juga budayawan dan akademisi Hindu itu menegaskan bahwa Pemahayu Jagat Segara Kerthi memiliki makna strategis dalam konteks spiritual dan ekologis Bali.

“Segara bukan hanya ruang fisik, tetapi juga ruang sakral. Upacara seperti Pemahayu Jagat Segara Kerthi merupakan bentuk kesadaran kolektif umat untuk menata kembali relasi manusia dengan alam semesta, agar keseimbangan kosmis tetap terjaga,” jelasnya.

Baca juga:  Pascalaga Lawan Persebaya, Dua Bomber Bali United Cedera

Ia menambahkan, yadnya tersebut menjadi pengingat bahwa krisis lingkungan tidak hanya disikapi secara teknis, tetapi juga perlu dijawab melalui pendekatan spiritual dan kearifan lokal Bali.

Panitia juga mengajak umat Hindu dan seluruh lapisan masyarakat untuk eling lan waspada, menjaga kesucian segara, serta memperkuat kesadaran spiritual dalam merawat jagat Bali secara berkelanjutan.

Upacara ini terlaksana atas komunikasi dan sinergi dengan Jro Mangku Pura Segara Pelabuhan Benoa serta mendapat dukungan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian nilai religius dan ekologis Bali.

Melalui yadnya ini, diharapkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan anugerah kerahayuan bagi Pulau Bali, Nusantara, dan alam semesta.(Asmara Putera/balipost)

 

BAGIKAN