
TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Yeh Gangga, Desa Sudimara Tabanan terus berbenah, utamanya dalam mengelola persoalan sampah di wilayahnya, khususnya kawasan pesisir Pantai Yeh Gangga. Melalui pendekatan pengelolaan sampah berbasis sumber, desa adat mendorong keterlibatan seluruh krama, mulai dari rumah tangga, kelompok perempuan, hingga pedagang pantai.
Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia, mengatakan, persoalan sampah menjadi perhatian serius desa adat karena berkaitan langsung dengan kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta keberlanjutan kawasan wisata Yeh Gangga. Oleh karena itu, desa adat membangun sistem pengelolaan sampah yang dimulai dari kesadaran memilah sampah sejak dari rumah.
“Kami ingin membangun budaya baru di masyarakat. Sampah harus dipilah dari sumbernya, dikelola dengan benar, dan tidak lagi dibuang sembarangan, terutama di kawasan pantai,” ujar Ketut Dolia.
Menurutnya, pembentukan Bank Sampah “Gangga Ayu” merupakan bagian dari strategi Desa Adat Yeh Gangga dalam menekan timbulan sampah anorganik. Sampah yang sebelumnya menjadi beban lingkungan diarahkan agar memiliki nilai ekonomi sekaligus mendukung kebersihan desa adat.
Ketut Dolia juga melibatkan peran krama istri sebagai ujung tombak pengelolaan sampah berbasis sumber. Perempuan dinilai memiliki peran strategis karena pengelolaan sampah paling efektif dimulai dari dapur dan rumah tangga. Selain itu, desa adat juga melibatkan kelompok pedagang di kawasan Pantai Yeh Gangga agar turut menjaga kebersihan area wisata.
“Penanganan sampah tidak bisa dilakukan sendiri oleh desa adat. Ini harus menjadi gerakan bersama antara krama, pedagang, organisasi sosial, dan dukungan pemerintah daerah,” tegasnya.
Upaya penanganan sampah di Desa Adat Yeh Gangga juga mendapat dukungan penuh dari Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Pelemahan Kedas (PSBS PADAS) Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, yang sekaligus meresmikan dan mengukuhkan kepengurusan bank sampah. Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Ibu tahun 2025.
Dalam kesempatan itu, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya menyampaikan apresiasi atas komitmen Desa Adat Yeh Gangga dalam membangun sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. Ia menilai keterlibatan aktif perempuan desa adat menjadi kunci keberhasilan pengurangan sampah dari tingkat rumah tangga.
Selain pengukuhan Bank Sampah “Gangga Ayu”, beberapa kelompok pendukung pengelolaan lingkungan di Desa Adat Yeh Gangga juga dikukuhkan, di antaranya Serati Banten Desa Adat Yeh Gangga, Sekaa Pengujur Kanti Sraya Gangga, Bala Wista Pantai Yeh Gangga, serta Kelompok Pedagang Lumpia Pantai Yeh Gangga.
Ketut Dolia berharap, melalui sinergi seluruh elemen tersebut, Desa Adat Yeh Gangga mampu menjadi contoh desa adat yang mandiri dalam mengelola sampah. “Jika kesadaran ini terus tumbuh, kami optimistis kebersihan lingkungan terjaga dan Yeh Gangga tetap lestari sebagai kawasan pesisir yang nyaman dan berkelanjutan,” pungkasnya.(Dewi Puspawati/balipost)










