Warga melihat mobil yang terdampak banjir luapan Sungai Meureudu di pekarangan Masjid Dayah Tgk Chik Pante Geulima, Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (13/12/2025). Berdasarkan data sementara posko tanggap darurat bencana hidrometeorologi pascameluapnya Sungai Meureudu 26 November 2025 mengakibatkan 122 unit tempat ibadah, 10.530 unit rumah warga tergenang lumpur dan rusak berat serta 5.729 kepala keluarga atau 20.114 jiwa terpaksa mengungsi. (BP/Antara)

BANDA ACEH, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat bencana di Sumatera yang terjadi di tiga provinsi per Sabtu (13/12) sudah tembus seribu jiwa. Data menunjukkan ada sebanyak 1.005 orang yang dilaporkan meninggal akibat bencana itu.

Rinciannya, di Aceh sebanyak 414 orang, Provinsi Sumatera Utara sebanyak 349 orang, dan Provinsi Sumatera Barat sebanyak 242 jiwa.

“Untuk data hilang kini menjadi 217 nama dari 226 nama. Data kebencanaan tersebut ada yang berkurang dan ada yang bertambah. Dinamika data tersebut karena ada validasi dan identifikasi di lapangan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Sabtu (13/12) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Menparekraf Sandiaga Bicara Soal Wisman, Janji Gelontor Stimulus Triliunan Rupiah

Muhari mengatakan saat ini jumlah pengungsi korban banjir dan longsor di Provinsi Aceh terus berkurang dari 817 ribu orang menjadi 586 ribu orang.

Ia mengatakan berkurangnya jumlah pengungsi karena sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Jumlah pengungsi di Aceh terus berkurang. Per Jumat (12/12) sebanyak 817 ribu dan hari ini, Sabtu (13/12) menjadi sebanyak 586 ribu,” kata Abdul Muhari.

Sedangkan secara keseluruhan, kata dia, jumlah pengungsi korban banjir di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebanyak 884 ribu berkurang menjadi 654 ribu orang.

Baca juga:  Penyeberangan Ditutup Sementara saat Nyepi, Masyarakat Diimbau Mudik Lebih Awal

Menyangkut dengan distribusi logistik, Abdul Muhari mengatakan BNPB bersama pihak terkait lainnya pada tanggap darurat fase kedua terus mengoptimalkan penyaluran logistik kepada korban bencana.

“Distribusi logistik pada hari ini ada 16 pengiriman via udara dengan berat 11,3 ton, dua pengiriman melalui darat seberat tiga ton, serta menggunakan kapal dengan lima pengiriman sebanyak 47,4 ton,” katanya

Abdul Muhari mengatakan pemulihan jembatan putus akibat banjir terus dipacu dan diharapkan selesai secepatnya. Pemulihan jembatan tersebut untuk mempercepat penyaluran bantuan melalui jalur darat.

Baca juga:  Perempuan di Kota Alami Kekerasan Seksual Lebih Tinggi

“Pemulihan beberapa jembatan putus, terutama di lintas timur Aceh tersebut terus dipacu. Jika semua jembatan selesai, maka penyaluran bantuan ke wilayah bencana bisa lebih optimal,” kata Abdul Muhari. (kmb/balipost)

BAGIKAN