Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Akomodasi di Pulau Dewata menyiapkan program dalam ruangan (indoor) untuk memitigasi cuaca buruk ketika menyambut libur Natal dan tahun baru (Nataru). Hal ini disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Minggu (7/12).

Ia mengatakan upaya yang dilakukan ini untuk mengantisipasi cuaca buruk saat Nataru.

“Tentu suasana dalam dan di luar ruangan berbeda. Kami mitigasi dengan menciptakan lebih atraktif untuk menarik wisatawan sehingga ekonomi masih bisa berputar,” kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini.

Baca juga:  Berwisata Sambil Perdalam Keimanan, Ini 7 Destinasi Religi di Bali Bisa Dikunjungi

Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia mengatakan atraksi dalam ruangan kepada tamu yang menginap merupakan salah satu upaya pelaku pariwisata memitigasi perkembangan cuaca saat ini yang tidak menentu, agar bisa menarik wisatawan domestik dan mancanegara berlibur di Bali.

Mencermati perkembangan cuaca di sejumlah daerah di tanah air dan bencana alam di Sumatera, ia memperkirakan berpotensi mempengaruhi minat wisata khususnya wisatawan domestik.

Meski begitu, kedatangan wisatawan asing masih tetap tinggi dengan rata-rata per hari tiba di Bali mencapai 20-23 ribu orang.

Selain cuaca buruk seperti hujan, kata dia, perhotelan juga telah menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) untuk melakukan sertifikasi terkait mitigasi bencana gempa.

Baca juga:  Mengakomodasi Teknologi dan Pilihan Publik

Sertifikasi itu di antaranya pelatihan kepada petugas perhotelan termasuk kesiapan infrastruktur apabila terjadi gempa bumi.

“Perhotelan di Bali sudah bekerja sama dengan BPBD untuk mengadakan sertifikasi hotel untuk antisipasi bencana gempa,” ucapnya.

Sementara itu, ia memperkirakan terjadi peningkatan hunian hotel di Bali saat libur Natal dan tahun baru yaitu berkisar hingga 20 persen.

Ada pun pada pekan pertama Desember 2025, kata dia, termasuk musim sepi kunjungan mengingat rata-rata tingkat okupansi perhotelan mencapai kisaran di bawah 60 persen.

Baca juga:  Warga Eks Timtim Kembali Datangi DPRD

Kunjungan wisatawan, kata dia, baru akan meningkat diperkirakan pada minggu ketiga Desember 2025 hingga pekan pertama Januari 2026 sebagai musim puncak liburan.

Ada pun program yang disiapkan kepada tamu hotel, imbuh dia, seperti program dengan konsep “lama dan baru” (old and new) seperti makan malam, musik dan sajian hiburan lainnya.

Pelaku perhotelan juga menambah dekorasi dengan suasana Natal dan tahun baru untuk menyemarakkan program liburan akhir tahun. (kmb/balipost)

BAGIKAN