PARIWISATA - Wisatawan mancanegara (wisman) mencari akomodasi pariwisata di Denpasar. Dinas Pariwisata Kota Denpasar mencatat rata-rata hunian kamar hotel di Denpasar pada libur Natal dan Tahu Baru ini sekitar 60,5 persen. (BP/Eka Adhiyasa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata Kota Denpasar mencatat rata-rata okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Denpasar pada Desember mencapai 52,5 persen. Angka ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yakni November lalu yang mencapai 54,52 persen. Namun demikian pada Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) okupansi mulai merangkak dengan rata-rata mencapai 60,5 persen.

Kepala Dispar Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti, Selasa (30/12) mengungkapkan, Libur Nataru kali ini okupansi kamar hotel rata-rata mengalami peningkatan sekitar 8 persen dari sebelum Natal. Sebelum Natal okupansi hotel bintang di Denpasar berada di 65 persen sementara non-bintang berada di angka 40 persen.

Baca juga:  Berkas Pelaku Skimming Asal Filipina Dilimpahkan ke Kejaksaan

Sementara pasca Natal/menyambut tahun baru okupansi hotel bintang justru naik menjadi 68 persen dan hunian hotel non bintang bintang juga naik menjadi 53 persen. Kenaikan okupansi ini menurut Riyastiti didominasi oleh wisatawan domestik.

Terkait peningkatan okupansi lebih signifikan terjadi di hotel non bintang, Riyastiti mengatakan, kondisi ini dipengaruhi oleh pola pemesanan wisatawan. Untuk hotel berbintang cenderung telah melakukan booking lebih awal. Bahkan beberapa di antaranya telah terkonfirmasi hingga akhir bulan Desember 2025. Selain itu juga dipengaruhi jenis wisatawan yang hotel non bintang didominasi diminati oleh wisatwan domestik.

Baca juga:  Bali Antisipasi Peningkatan Volume Sampah Saat Nataru

“Untuk kenaikan ini didominasi oleh wisatawan domestik, yang pada umumnya melakukan perjalanan secara lebih fleksibel dan banyak menggunakan jalur darat. Peningkatan okupansi hotel non bintang pada periode setelah Natal disinyalir kuat dipengaruhi oleh faktor preferensi harga dan persaingan tarif,” ungkapnya.

Menurutnya, wisatawan domestik cenderung memilih akomodasi non bintang yang lebih terjangkau namun tetap memenuhi kebutuhan dasar selama berlibur. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi akomodasi, khususnya pada momen pasca Natal, di mana aspek ekonomis menjadi pertimbangan utama.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra. Dia mengatakan, kenaikan okupansi pada Desember itu terjadi setelah Natal yang bisa mencapai 70 persen. Sementara untuk awal Desember okupansi masih rendah, bahkan ada hotel yang mencapai 20-30 persen. Rata-rata okupansi pada awal Desember yakni sekitar 50 persen.

Baca juga:  Nataru, Kenaikan Trafik Data di Bali Diperkirakan Capai Belasan Persen

“Memang ada keliatan akan merangkak sedikit setelah tanggal 25 itu. Namun tidak seperti tahun lalu yang mungkin boomingnya orang traveling setelah covid ke Bali yang menawarkan banyak hal,” kata pria yang akrab disapa Gusde. (Widi Astuti/binis bali)

BAGIKAN