
MANGUPURA, BALIPOST.com – Perumdam Tirta Mangutama atau lebih dikenal dengan PDAM Badung mulai menyusun rencana bisnis jangka panjang hingga tahun 2045 dengan melibatkan World Bank. Upaya ini untuk menghadapi tantangan akan air bersih seiring pertumbuhan sektor pariwisata yang terus meningkat.
Direktur Utama Perumdam Tirta Mangutama, Wayan Suyasa mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan suplai air bersih, mulai dari perbaikan jaringan hingga penambahan debit air mencapai 250 liter per detik. Namun, kebutuhan air terus meningkat sejalan dengan masifnya pembangunan akomodasi wisata di Kuta Selatan.
“Pertumbuhan pariwisata sangat cepat dan masif, ini berpengaruh terhadap suplai yang kami tambah yang masih belum mencukupi. Gangguan suplai air baku akibat banjir maupun pengerjaan proyek PUPR juga menjadi tantangan tersendiri,” ujar Suyasa pada Selasa (25/11).
Suyasa menegaskan bahwa perubahan tata ruang dan rencana pembangunan jalan lingkar di Kuta Selatan akan mendorong pertumbuhan penduduk baru, yang secara otomatis menambah beban penyediaan air bersih. Menurutnya, perumdam tidak berada pada posisi penentu tata ruang, tetapi tetap harus memenuhi kebutuhan layanan akibat perkembangan wilayah.
“Kalau ada pembangunan, beban layanan kami otomatis meningkat. Karena itu kami menyiapkan perencanaan jangka panjang yang matang,” katanya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Perumdam Tirta Mangutama tengah menyusun rencana bisnis hingga 2045 bekerja sama dengan World Bank. Pembahasan rencana telah berlangsung selama enam bulan dan akan memuat proyeksi kebutuhan air, arah pertumbuhan wilayah, serta solusi teknis dan pendanaan jangka panjang.
“Walaupun pemerintah daerah membuat rencana lima tahunan, kami menyusun sampai 2045 agar lebih siap menghadapi perkembangan maupun perubahan aturan. Kami bekerja sama dengan pihak yang lebih kompeten dalam penyusunan kajian jangka panjang,” jelasnya.
Selain penyusunan rencana bisnis, perumdam juga terlibat dalam penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (Rispam) bersama pemerintah pusat yang dijabarkan oleh pemerintah daerah. Upaya ini dinilai penting agar perencanaan pusat, provinsi, dan kabupaten berjalan dalam arah yang sama.
“Selama ini sering tidak sinkron antara target pusat dengan kebutuhan daerah. Sekarang mulai ditata dan membaik. Kami dilibatkan sejak awal agar turunannya jelas di provinsi dan kabupaten,” ujarnya.
Suyasa berharap penyusunan rencana jangka panjang ini dapat menjawab kebutuhan air bersih masyarakat Badung, khususnya di kawasan pariwisata yang terus berkembang. “Air adalah hajat hidup orang banyak. Apa pun perkembangan wilayahnya, perumdam tetap harus memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegasnya. (Parwata/balipost)










