Wali Kota Denpasar meninjau progres pekerjaan perbaikan Pura Sakenan beberapa waktu lalu. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pascarenovasi, piodalan di Pura Pasamuhan Agung Sakenan, Serangan akan digelar dengan rangkaian upacara Padudusan Alit. Hal itu karena Pura Pasamuhan Agung Sakenan, baru saja usai direnovasi dan dipelaspas pada Selasa (11/11) lalu.

Ketua Panitia Piodalan Pura Sakenan, Ida Bagus Gede Pidada, Selasa (25/11) mengatakan, piodalan yang jatuh pada hari raya Kuningan, 29 November, dengan perbaikan semua palinggih di Pura Pasumahan Agung Sakenan oleh Pemkot Denpasar, maka pelaksanaan pujawali dilaksanakan disertai dengan upacara Padudusan Alit.

Karena sudah dipelaspas, maka pujawali /piodalan disertai upacara Padudusan Alit dengan banten bebangkit. Begitu juga banten di Pura Susunan Wadon menggunakan bebangkit. Pujawali serta Padudusan Alit juga disertai dengan pakelem alit ke segara berupa ayam dan bebek.

Baca juga:  Piodalan di Pura Pasar Agung, “Pemedek” Diminta Tetap Waspada

Pujawali di Pura Sakenen diawali dengan Ida Betara dari lima desa adat lunga ke pura pada Jumat, Penampahan Kuningan pukul 16.00 WITA. “Ida betara lunga ada yang menggunakan jukung, naik mobil, lalu turun di sebelah jembatan, dan ada yang jalan kaki dari Pemogan, Suwung- Kepaon,” ujarnya.

Ida betara Ngadeg di Pura Sakenan selama 3 hari, mulai dari tanggal 29 November dan panyineban dilakukan pada 2 Desember. Setelah itu dilanjutkan dengan pangayar selama 3 hari.

Pura Sakenen diempon Puri Puri Kesiman dan diemong 5 desa adat yaitu Serangan, desa adat Pemogan, desa adat Suwung- Kepaon, desa adat Kelan, desa adat Kesiman mengingat pengempon dari Puri Kesiman. “Lima desa adat ini yang nyanggra pujawali, disamping panitia tetap piodalan pura Sakenan,” ujarnya.

Baca juga:  Ribuan Umat Hindu Ikuti Pedudusan Alit Pura Goa Lawah

Ia memprediksi umat yang akan nangkil (datang) ke Pura Sakenen mencapai 5.000-an karena pura ini merupakan Pura Panangluk Merana, yang ada di tanah Bali, bahkan Nusantara. “Desa adat se-Bali memiliki panyungsungan Sakenan, makanya umat se-Bali datang sembahyang untuk mendak atau nuhur tirta, maka umat akan membludak, prediskinya akan  membludak pada 3 hari itu ” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengimbauan umat yang akan sembahyang ke Pura Sakenan, agar tidak fokus datang di Hari Kuningan dan Umanis, namun bisa datang pada Senin dan Selasa karena masih ada prosesi panganyar.

Baca juga:  Krama Bali Makin Susah

Ia menambahkan, renovasi Pura Pasamuhan Agung Sakenan meliputi bale pamunggah yang tertunda 2019, dan saat renovasi tahuh ini sudah kembali didirikan. Kemudian perbaikan bale pasandekan di sisi utara, pembangunan baru di sebelah barat berupa bale gede, dan memperbesar bale gong, begitu juga palinggih-palinggih. “Semua perbaikan tersebut telah dipelaspas pada Anggara, Sungsang, tanggal 11 November lalu,” ujarnya.

Tahun 2028, rencana akan lanjut dengan tingkatan upacara lebih besar yaitu, Karya Padudusan Agung, Tawur Agung, Ngenteg Linggih, Tawur Balik Sumpah Utama. “Seharusnya dilaksanakan 2030 sejak direklamasi tahun 1995-1998. Namun 1 masa dari 2027, 2028, 2029, boleh digelar upacara besar,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN