Suasana di kawasan Pura Petilan Kesiman saat pelaksanaan Pangerebongan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Upacara pangerebongan di Kesiman kali ini akan tanpa hiasan penjor raksasa dan pangilen-ilen. Pasalnya, kegiatan restorasi di Pura Petilan masih berlangsung.

Bendesa Adat Kesiman, Ketut Wisna dikonfirmasi, Sabtu (22/11), mengatakan, rangkaian upacara dari pangebekan saat Umanis Galungan dan pamendakan di Pahing Galungan hingga pangerebongan nanti akan dilakukan secara ngubeng. Ini seperti halnya pelaksanaan saat pandemi Covid-19.

Meski demikian, upacara atau aci-aci yang seharusnya dilakukan tetap dijalankan. Hanya kegiatan lain seperti maintar dan nyujukang penjor tidak dilaksanakan. Upacara pangerobongan digelar pada Redite Pon Medangsia, 7 Desember mendatang.

Baca juga:  5 Berita Terpopuler: Dari Badung Pertahankan Posisi Puncak Klasemen hingga Moratorium Alih Fungsi Lahan

“Aktivitas penunjang, kreativitas yowana, tidak diadakan, hanya fokus pada kegiatan aci-aci, persembahan kepada Ratu Dalem, Manca, Pangerob. Sementara, batara yang biasanya lunga ke Pura Petilan, katurang di payogan/pura masing-masing,” jelasnya.

Tradisi tabuh rah, pangilen-ilen yang biasanya diwarnai trance hingga ngurek, ditiadakan. “Namun kita jaga-jaga juga. Kita tidak tahu kehendak Tuhan, seperti rencana kemarin yang full ngubeng ternyata ada kerauhan massal, harus ada pangilen. Akhirnya kita adakan pangilen, namun pada aktivitas intinya saja,” jelasnya.

Baca juga:  Pendaftaran Lelang Sekda Bali Berakhir, Ini 7 Pelamar yang Serahkan Berkas

Sementara, tabuh rah mungkin hanya berlangsung dalam waktu satu saet. “Kita siap-siap saja karena kita tidak tahu situasi kondisinya saat nanti, tapi kita siapkan skenarionya,” ujarnya.

Menurutnya, pelaksanaan secara ngubeng sudah disepakati bersama warga Kesiman, tapi teknis detail ada di paruman agung menyambut pangerebongan, sehari setelah Kuningan. “Kita siapkan teknis acaranya saat itu karena kita tidak tahu misalnya nanti ada trance massal sehingga harus dilaksanakan, maka kita laksanakan tapi tidak penuh, sama seperti pandemi Covid-19,” ujarnya.

Baca juga:  Tahun Ini, Banjar Kaja Sesetan Gelar Omed-omedan Tanpa Penonton

Sementara, upaya restorasi fisik untuk Pamedal Agung Pura Petilan ditargetkan rampung akhir Desember 2025 karena menggunakan anggaran dari Pemkot Denpasar. Sedangkan restorasi panyengker, gedong agung, gedong manca, palinggih pangerob yang menggunakan anggaran desa, ditarget rampung 2026.

“Karena pamedal agung merupakan bagian penting dari prosesi pangilen pangerebongan, harus lewat situ, sehingga pamedal agung yang saat ini sedang direstorasi harus dipelaspas terlebih dulu jika sudah selesai,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN