
MANGUPURA, BALIPOST.com – Volume sampah di Kabupaten Badung mengalami peningkatan setelah perayaan Hari Raya Galungan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung mencatat estimasi kenaikan mencapai 15 hingga 20 persen. Sedangkan, produksi sampah harian yang selama ini berada pada kisaran 550–600 ton.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung, A.A Gede Agung Dalem, mengungkapkan lonjakan sebenarnya belum terlihat maksimal pada hari ini. Pasalnya, banyak masyarakat pendatang masih berada di kampung halaman dan baru kembali ke Badung pada malam hari.
“Sampah rumah tangga mereka baru akan keluar besok. Jadi kenaikannya akan terlihat pada Jumat,” ujar Gung Dalem, pada Kamis (20/11).
Menurut perhitungan sementara, tambahan volume sampah diperkirakan bisa mencapai lebih dari 90 ton untuk wilayah Badung. DLHK masih melakukan pemantauan langsung guna memastikan data lapangan lebih akurat.
Aktivitas pembuangan sampah tetap diarahkan ke TPA Suwung. Setelah penutupan rutin setiap Rabu untuk penataan serta pengisian tanah, truk pengangkut kembali beroperasi normal. “Hari ini truk akan mengangkut dua kali: sampah kemarin yang sudah terisi di truk, kemudian sekembali dari TPA akan mengangkut lagi sampah hari ini,” jelasnya.
Gung Dalem juga menyoroti pembangunan teba modern yang kini banyak dijumpai di masyarakat. Namun, menurutnya fasilitas tersebut belum mampu mengurangi jumlah sampah upacara yang muncul setelah Galungan. “Sampah Galungan itu mayoritas sampah upacara seperti janur, bambu, ron, dan cemper. Bahan-bahan itu sulit masuk ke teba modern,” tegasnya.
DLHK Badung memastikan seluruh armada pengangkut bekerja maksimal, khususnya di kawasan padat penduduk. Upaya ini dilakukan agar lonjakan pasca hari raya tidak menimbulkan penumpukan dan kenyamanan warga tetap terjaga. (Parwata/balipost)










