Arsip foto - Warga bermain layang-layang dengan latar belakang ombak tinggi di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (14/5/2023). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah pesisir di Bali berpotensi mengalami peningkatan ketinggian air laut maksimum atau banjir pesirir (rob) hingga 23 November 2025. Ini disebabkan adanya fenomena fase Bulan Baru pada 20 November 2025.

Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, Kamis (20/11), mengungkapkan beberapa wilayah pesisir Bali yang berpotensi mengalami banjir rob, diantaranya Pesisir Selatan Kabupaten Tabanan, Pesisir Selatan Kabupaten Badung, Pesisir Timur Kota Denpasar, Pesisir Selatan Kabupaten Gianyar, dan Pesisir Selatan Kabupaten Klungkung.

Baca juga:  Jadwal PKB, Minggu 23 Juni 2019

Dikatakan, potensi banjir rob ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah. Namun, secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG Wilayah III Denpasar.

Terhadap fenomenan ini, Kalaksa BPBD Provinsi Bali Gede Teja menjelaskam bahwa pasang surut air laut terjadi karena gaya tarik gravitasi Bulan dan Matahari terhadap Bumi, serta pengaruh rotasi Bumi. Saat Matahari dan Bulan sejajar (saat purnama), tarikan keduanya saling menguatkan dan menyebabkan pasang naik maksimum. Hal ini berpotensi terjadi banjir rob dibeberapa pesisir Bali yang ada hunian atau tempat usaha dengan elepasi datar yang sangat dekat pantai.

Baca juga:  Jelang IAF, Pangdam Pimpin TFG

Namun demikian, pasang surut air laut merupakan fenomena alamiah reguler yang sudah diketahui masyarakat. Untuk itu, ia berharap hal ini dapat diwaspadai bersama. Wujud waspada itu melakukan mitigasi bersama.

Teja mengatakan di beberapa tempat pemerintah sudah melakukan mitigasi dengan membuat pemecah ombak dan tanggul dengan prioritas risiko tinggi. Peringatan dini juga secara berkala disebarluaskan yang berisi informasi ketinggian gelombang, tempat dan waktunya.

Baca juga:  Empat Provinsi Diminta Waspada Dampak Fenomena La Nina

“Bila terjadi kondisi darurat tentu langkah-langkah kesiapsiagaan akan dilakukan seperti evakuasi dan layanan kebutuhan dasar,” ujarnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN