Pengecekan kesehatan daging babi jelang Hari Raya Galungan enam bulan lalu. (BP/Par)

 

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menjelang Hari Raya Galungan, toko-toko penjual perlengkapan upakara di sepanjang Jalan Raya Kapal, Mengwi, Badung, Minggu (16/11), diserbu pembeli. Mereka dominan mencari perlengkapan penjor Galungan di Badung, seperti ambu, janur, hingga ragam hiasan khas penjor yang biasanya mulai dipasang tiga hari sebelum hari raya.

AA Rai Sukrabawa, pemilik Toko Yadnya kebutuhan upakara di Desa Kapal, menyampaikan tingginya minat masyarakat pada perlengkapan penjor.

“Saya menjual segala jenis perlengkapan penjor, kebetulan dari paling murah itu ke Rp60.000 sampai Rp125.000 yang paling super. Seperti janur, ada janur paling kecil, Rp35.000 tapi saya jualnya cuma yang tanggung aja sekitar Rp125.000 aja. Kalau yang tinggi-tinggi itu nggak jual,” jelasnya.

Baca juga:  Murtiana Dewi dan Indrawan Susul ke PON

Ia menambahkan, permintaan pasar cenderung stabil dari Galungan sebelumnya. “Permintaan kalau Galungan sekarang hampir sama dengan Galungan yang tahunnya 6 bulan yang lalu, permintaannya. Tidak ada peningkatan drastis, tidak ada,” ujarnya.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Badung memastikan lonjakan permintaan kebutuhan upakara dan kebutuhan pokok menjelang hari raya tidak memicu inflasi. Melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serangkaian langkah intervensi pasar dilakukan, mulai dari Operasi Pasar Murah (OPM), Gerakan Pangan Murah (GPM), hingga Pasar Murah yang melibatkan Bulog, distributor pangan, hingga Perumda Pasar dan Pangan MGS.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Makin Tinggi! Rekor Lagi di Atas 1.400 Orang

Kabag Ekonomi Setda Badung, Anak Agung Sagung Rosyawati, menegaskan langkah tersebut bagian dari stabilisasi harga dan keterjangkauan kebutuhan masyarakat menjelang Galungan dan Kuningan.

Komoditas yang dipasarkan meliputi beras, minyak goreng, gula, telur, cabai, bawang, aneka sayuran, buah-buahan, hingga LPG 3 kg. “Tidak hanya pangan, pasar murah juga menyediakan sandang seperti busana adat Bali, tas, dan sandal,” katanya.

Upaya tersebut diharapkan menjaga daya beli masyarakat sekaligus memberikan ruang bagi pedagang lokal untuk tetap berjualan dengan harga wajar. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Libur Nataru di Bali, Basarnas Siagakan Puluhan Personel di 4 Posko

 

BAGIKAN