
MANGUPURA, BALIPOST.com – Gelombang tinggi akibat pasang air laut (rob) menghantam kawasan Pantai Kuta, Badung, dan menyebabkan kerusakan pada pedestrian wisata andalan Bali tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Minggu (9/11), kerusakan terjadi sehari setelah bulan purnama, tepatnya pada Kamis (6/11) lalu.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra membenarkan adanya kerusakan pada pedestrian akibat rob tersebut. Ia menjelaskan, pihaknya langsung menurunkan alat berat untuk melakukan penataan sementara di sejumlah titik yang terdampak.
“Kami sudah menurunkan alat berat untuk melakukan perapian sementara di sejumlah titik yang terdampak sambil menunggu pekerjaan breakwater dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida selesai. Setelah itu baru akan dipasang kembali melalui kegiatan pemeliharaan,” ungkapnya.
Menurutnya, perbaikan sementara dilakukan agar tidak mengganggu proyek pembangunan breakwater yang tengah dikerjakan oleh BWS Bali–Penida. Karena itu, perbaikan saat ini sebatas merapikan.
“Kami tidak ingin mengganggu progres pekerjaan BWS yang sedang membangun breakwater. Isunya, mereka akan mulai melakukan pengisian pasir pada akhir November. Kami masih menunggu informasi lengkapnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, panjang pedestrian yang telah dirapikan sementara mencapai sekitar 75 meter. Meski demikian, tim di lapangan terus memantau perkembangan kondisi gelombang untuk mengantisipasi kerusakan lanjutan. Alat berat pun disiagakan di lokasi untuk tindakan cepat jika terjadi rob susulan.
“Dua tahun belakangan ini tidak pernah terjadi kerusakan di titik tersebut. Mungkin sekarang arus gelombangnya berubah, jadi kami rapikan dulu penataannya. Perapian kami bergerak terus, yang pasti alat kami siaga untuk melakukan pemeliharaan pedestrian akibat gelombang tinggi,” jelasnya.
Untuk mendukung pekerjaan, Dinas PUPR Badung mengerahkan satu unit bulldozer dan satu unit excavator. Kedua alat berat ini difokuskan untuk menata kembali paving pedestrian yang terangkat dan membersihkan material pasir yang terbawa ombak ke area jalan setapak wisatawan.
Dikatakan, pemeliharaan total terhadap pedestrian akan dilakukan setelah proyek breakwater rampung. “Sistemnya sekarang kami menunggu pembangunan breakwater selesai dari BWS, setelah itu baru kami lakukan pemeliharaan dan perbaikan permanen,” tegasnya.
Sebelumnya, Bupati Badung, Wayan Adi Arnawa menegaskan bahwa pembenahan menyeluruh perlu dilakukan, baik dari sisi pengelolaan maupun infrastruktur.
“Ini memang harus kita pertahankan dengan cara melakukan pembenahan baik terkait dengan pengelolaannya maupun konstruksinya. Di sini yang saya lihat pedestriannya harus segera diperbaiki sehingga nanti benar-benar masyarakat maupun wisatawan merasa nyaman untuk datang berlibur menikmati Pantai Kuta ini,” tegasnya.
Pejabat asal Pecatu ini juga menyoroti kondisi kawasan yang dinilainya cukup krodit dan memerlukan penataan menyeluruh. Salah satu prioritas pemerintah daerah adalah mengatasi abrasi yang menggerus area pantai. Menurutnya, selain penanganan abrasi, menjaga kualitas ombak menjadi bagian penting dari upaya pelestarian.
“Ombak Kuta merupakan salah satu ombak yang menjadi daya tarik daripada Surfer (peselancar) di dunia dan ini harus tetap jaga hingga nanti benar-benar Kuta ini akan tetap menjadi destinasi idaman daripada masyarakat internasional,” jelasnya.
Dengan langkah cepat ini, diharapkan jalur pedestrian di Pantai Kuta bisa tetap aman dan nyaman digunakan wisatawan, sembari menanti penanganan permanen setelah proyek pengaman pantai selesai. (Parwata/balipost)










