Ilustrasi cuaca berawan di Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Musim hujan telah mengguyur sejumlah wilayah di Bali. Intensitasnya pun berkategori sedang hingga lebat.

Berdasarkan monitoring prediksi musim hujan oleh Stasiun Klimatologi Bali, secara umum awal musim hujan 2025-2026 di wilayah Bali sudah masuk bulan September 2025.

Namun masih dalam 1 ZOM atau sebanyak 5%. Meningkat pada bulan Oktober, yaitu 9 ZOM atau sebanyak 45%). Dan bulan November ini diprediksi 10 ZOM atau sebanyak 50%.

Kepala Stasiun Klimatologi Bali BMKG Wilayah III Denpasar, Aminudin Al Roniri dalam siaran persnya, Kamis (6/11), mengungkapkan daerah yang sudah memasuki musim hujan pada bulan Oktober, yaitu ZOM 433 (Bangli bagian selatan, Karangasem bagian selatan, dan Klungkung bagian utara).

Baca juga:  Kasus Penganiayaan hingga Tewas Taruna STIP Asal Bali, Satu Orang Jadi Tersangka

Dilihat dari daerah zona musim, hingga 31 Oktober 2025 daerah yang indikasi masuk musim hujan pada bulan November yaitu 9 ZOM, di antaranya ZOM 417 (Sebagian besar Jembrana), 419 (Jembrana bagian utara dan Tabanan bagian barat), 420 (Jembrana bagian timur dan Tabanan bagian barat), 421 (Buleleng bagian selatan), 422 (Tabanan bagian utara, Badung bagian utara, Gianyar bagian utara dan Bangli bagian tengah), 423 (Buleleng bagian tengah dan selatan, Tabanan bagian utara dan Badung bagian utara), 429 (Karangasem bagian tengah), 431 (Tabanan bagian tengah, Badung bagian tengah, dan Gianyar bagian tengah), 432 (Tabanan bagian tengah, Gianyar bagian selatan, dan Badung bagian tengah).

Baca juga:  Kena "Hack," Muncul Kata Tak Senonoh di Running Text Kantor Imigrasi Denpasar

Sedangkan, dilihat dari titik pos hujan, hingga 31 Oktober 2025 terdapat 5 titik pos hujan yang sudah masuk musim hujan, diantaranya adalah Pos Pupuan, Bajera, Bebandem, Duda, dan Sidemen.

Terdapat 25 titik pos hujan yang indikasi masuk musim hujan di bulan November, yaitu Pos Hujan Palasari, Negara, Yehembang, Pulukan, Sumber Klampok, Busungbiu, Suraberata, Munduk, Pelaga, Baturiti, Petang, Luwus, Candikuning, Wanagiri, Gitgit, Kahang-kahang, Abang, Singarata, Susut, Buruan, Meliling, Bongan, Banjarangkan, dan Ngurah Rai.

Dikatakan, puncak musim hujan tahun 2025-2026 diprediksi terjadi pada bulan Januari 2026 (9 ZOM atau 45%) dan bulan Februari 2026 (11 ZOM atau 55%).

Baca juga:  Bali Pulau Kecil dan Terbatas SDM, Perlu Dikelola Baik Agar Berkelanjutan

Untuk itu, pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat diharapkan waspada dan antisipatif terhadap potensi dampak musim hujan tahun 2025-2026 ini. Masyarakat dihimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan terdampak.

Saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, masyarakat diimbau menghindari berteduh di bawah pohon, baliho atau bangunan yang rapuh, serta tetap menjaga kesehatan dan asupan cairan tubuh karena suhu panas pada siang hari masih berpotensi terjadi. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN