SPKLU center pertama di Bali yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, diresmikan pada Jumat (31/10). (BP/par)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Denpasar menegaskan komitmennya dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat menuju penggunaan energi bersih. Hal ini ditandai dengan peresmian SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) center pertama di Bali yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, pada Jumat (31/10).

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyampaikan bahwa tingginya kepemilikan kendaraan pribadi di Denpasar telah berdampak signifikan terhadap kemacetan dan polusi udara. “Kondisi saat ini di Denpasar, kendaraan pribadi mencapai 1.546.000 dari jumlah penduduk 750 ribu. Artinya, setiap satu keluarga minimal memiliki dua kendaraan,” ujarnya.

Ia menambahkan, polusi udara di Denpasar telah mencapai 65 persen sehingga keberadaan SPKLU menjadi solusi nyata untuk menekan emisi karbon. “Tidak ada alasan lagi pemerintah tidak mendukung program ini. Kami terima kasih SPKLU Bali yang pusatnya ada di Kota Denpasar. Kami memiliki komitmen kuat untuk mendorong masyarakat memanfaatkan kendaraan listrik,” tegasnya.

Baca juga:  Intervensi Kemiskinan Ekstrem, Denpasar Anggarkan Rp 59,8 Miliar

Menurut Jaya Negara, Pemkot Denpasar juga sudah menyiapkan berbagai langkah pendukung. “Di Sanur pada hari tertentu kami mewajibkan penggunaan kendaraan listrik. Kami menyiapkan hampir 20 mobil shuttle listrik. SPKLU Semawang kami dukung penuh, kalau bisa ditambah di tempat parkir milik pemerintah,” jelasnya.

Ia menyebut, langkah menuju transportasi hijau sebenarnya sudah dimulai sejak lama. “Pejabat Denpasar kini menggunakan mobil hibrid, sementara kepala desa dan lurah memakai motor listrik. Ke depan semuanya akan mengarah ke sana, hanya saja SPKLU perlu ditambah,” tambahnya.

Baca juga:  Polisi Antisipasi Curanmor Hingga Jambret Selama PKB

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rosi Priyo Nugroho menjelaskan bahwa SPKLU di Hayam Wuruk merupakan fasilitas terbesar di Bali dengan delapan mesin dan sepuluh nosel. “Sebelumnya hanya ada empat mesin, sehingga antrean cukup panjang. Kini, masyarakat bisa lebih mudah melakukan pengisian,” ujarnya.

Eric menegaskan, PLN berkomitmen mendukung program Net Zero Emission 2060 dan kebijakan Gubernur Bali menuju energi bersih 2045. “Kami telah beralih ke pembangkit non-fosil dan mengembangkan PLTS di beberapa wilayah. Untuk pengguna kendaraan listrik, PLN juga memberikan diskon 30 persen bagi pemakaian home charging di luar jam beban puncak,” katanya.

Baca juga:  REI Klaim Pandemi COVID-19 Tak Buat Bisnis Properti Lesu

Dalam kesempatan yang sama, Eksekutif Vice Presiden Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN (Persero), Daniel Lestanto, menyebut SPKLU Center di Hayam Wuruk adalah yang pertama di luar Pulau Jawa. “Kami sudah memiliki enam SPKLU Center di rest area Trans Jawa, Bandung, dan Cirebon. Kini Bali menjadi lokasi pertama di luar Jawa,” jelasnya.

Daniel menambahkan, PLN menargetkan pembangunan empat SPKLU Center baru untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat. “Dari 117 ribu mobil listrik di Indonesia, sebanyak 2.849 ada di Bali. Hingga 2030, diperkirakan populasi mobil listrik mencapai 980 ribu unit, sehingga pemerintah berkewajiban menyiapkan sekitar 62.900 SPKLU di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN