
AMLAPURA, BALIPOST.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem pada tahun 2018 membangun pasar rakyat di dekat Lapangan Tukad Bangkit, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, melalui bantuan pemerintah pusat. Hanya saja, pasar rakyat tersebut tak difungsikan secara maksimal. Kini pasar tersebut mulai mengalami kerusakan.
Plt. Perbekel Desa Pempatan, Pande Ketut Arimbawan, Selasa (21/10) mengungkapkan, Pasar Rakyat Perempatan tersebut dibangun pada 2018. Kata dia, awal-awal dibangunnya pasar tersebut, banyak pedagang yang memanfaatkan kios-kios untuk berjualan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu kini bangunan pasar tersebut tak berfungsi maskimal.
“Saat ini, hanya pedagang pakaian bekas saja berjualan di sekitaran pasar, dan sejumlah pedagang acung dari pukul 04.00 WITA sampai pukul 06.00 WITA. Kalau untuk kios-kios tersebut sepi yang memanfaatkan sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir,” ujar Arimbawan.
Arimbawan mengungkapkan, faktor yang membuat pasar rakyat tersebut kalah saing dengan Pasar Menanga. Pasalnya, di Pasar Menanga lebih lengkap. Artinya, para pembeli ketika berbelanja di sana, apa yang dicari didapatkan di pasar tersebut.
Sedangkan Pasar Pempatan belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga masyatakat memilih berbelanja di pasar Menanga. “Jadi, masyarakat lebih cenderung larinya ke Pasar Menanga ketimbang Pasar Pempatan. Itu salah satu kendalanya, sehingga membuat Pasar Rakyat Pempatan ini tak berfungsi dengan maksimal,” katanya.
Atas situasi tersebut, Arimbawan mengatakan pihaknya sudah beberapa kali melakukan koordinasi terkait hal tersebut dengan Disperindag Karangasem, sehingga nantinya keberadaan Pasar Rakyat Pempatan ini bisa hidup kembali. “Tapi, langkah-langkah menindaklanjuti kondisi tersebut belum ada hingga saat ini,” jelasnya.
Dia menjelaskan, akibat lama tak difungsikan, saat ini bangunan pasar tersebut sudah mengalami kerusakan. “Atap-atap bangunan sudah mulai rusak di sejumlah titik, karena bangunan tersebut sudah 7 tahun, terlebih tak difungsikan secara maksimal, sehingga membuat bangunan cepat rusaknya,” imbuh Arimbawan.
Sementara itu, Kepala Disperidag Karangasem, I Gede Loka Santika mengatakan, kalau pihaknya telah beberapa kali rapat dengan pihak desa dan perbekel Pempatan terkait agar memaksimalkan keberadaan pasar tersebut. “Ada sejumlah pedagang yang berjualan disana, tapi tidak di kios melainkan di luar pasar, ” katanya.
Loka Santika mengatakan, pihaknya telah terus berusaha agar pasar tersebut ke depannya bisa lebih maksimal. Dan apabila ingin merubah fungsi bangunan, maka harus dikoordinasikan ke pusat apakah nantinya diinginkan atau tidak apabila ingin dipakai untuk peruntukan di luar pasar. “Karena itu pasar, makanya peruntukannya harus tetap pasar, inilah yang terus diupayakan kedepan agar pasar tersebut bisa lebih optimal lagi,” jelasnya.
Disinggung mungkin kalah dengan Pasar Menanga, sehingga membuat Pasar Pempatan tak optimal, Loka Santika menegaskan, kalau Pasar Menanga memang rohnya pasar di Rendang. Sehingga, pasar tersebut selalu ramai, dan menjadi pilihan utama masyarakat di Kecamatan Rendang untuk berbelanja.
“Memang di Pasar Menanga lebih lengkap, sehingga masyarakat lebih dominan memilih belanja ke sana,” jelasnya. (Eka Prananda/balipost)