SINGARAJA, BALIPOST.com – Masyarakat sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Pemaron, Buleleng mengeluhkan kebisingan, getaran, dan polusi udara yang ditimbulkan saat pengoperasian pembangkit.
Kondisi ini pun direspons Wakil Bupati (Wabup) Buleleng, Gede Supriatna dengan mengunjungi langsung PLTGU pada Kamis (9/10).
“Sudah hampir setahun ini masyarakat mengeluhkan kebisingan, getaran, serta polusi udara. Saya minta manajemen dan pihak PLN berupaya semaksimal mungkin menekan dampak tersebut,” ujar Supriatna.
Wabup Supriatna mengaku memahami pentingnya peran PLTGU Pemaron dalam menyuplai kebutuhan listrik di Bali. Namun, ia menekankan agar PLN tidak mengabaikan suara masyarakat yang terdampak secara langsung.
“PLTGU memang vital bagi pasokan listrik di Bali, tapi keluhan masyarakat juga harus menjadi perhatian serius. Harapannya, operasional pembangkit bisa tetap berjalan lancar, tanpa mengorbankan kenyamanan warga sekitar,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi upaya awal yang telah dilakukan oleh pihak PLTGU dalam mengurangi dampak kebisingan. “Kami lihat sudah ada langkah-langkah awal yang diambil. Mudah-mudahan, setelah koordinasi ini, efektivitas alat peredam bisa semakin meningkat,” tambahnya.
Sementara itu, Manager PT PLN (Persero) UP3 Bali Utara, Ela Shinta, menjelaskan bahwa saat ini PLN telah memasang peredam suara (sound barrier) setinggi 9 meter di sekeliling area pembangkit. Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan uji coba pemasangan sound alternator sebanyak tiga unit.
“Alat ini sedang kami uji coba. Setelah pemasangan selesai, kami akan mengukur efektivitasnya dalam meredam kebisingan. Jika hasilnya signifikan, seluruh mesin akan dipasangi alternator,” ungkap Ela Shinta. (Nyoman Yudha/balipost)
