
DENPASAR, BALIPOST.com – Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) di pasaran banyak dikeluhan oleh masyarakat karena kualitasnya. Kualitas beras yang masuk katagori medium ini dinilai kurang baik.
Namun, dari sisi penjualan di ritel modern, beras SPHP ternyata lebih diminati dibandingkan beras medium.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Perbarindo) Bali Asinaga Budiman saat diwawancarai, Senin (6/10).
Ia mengakui beras premium menjadi komoditi utama dalam penjualan beras di ritel modern. Hal tersebut karena kualitas berasnya yang tidak banyak pecah serta warna putih.
Sedangkan beras SPHP, penjualannya lebih unggul jika dibandingkan beras kualitas medium. “SPHP dibandingkan beras medium masih lebih banyak penjualan SPHP karena harga lebih murah. Namun penjualan tertinggi tentu beras premium karena masyarakat banyak mencari kualitas,” katanya.
Beras SPHP ini dikatakannya memiliki dua jenis dari sisi kualitas. Untuk yang diimpor dari Pakistan kualitas dan warna lebih bagus.
Sementara beras SPHP yang diimpor dari Vietnam diakuinya agak kurang dari segi warna. Untuk itu dia menyarankan pada ritel modern mengambil beras SPHP di Gudang Sempidi yang berasnya datang dari Pakistan. “Untuk beras SPHP ini sangat layak konsumsi kok, terutama yang diimpor dari Pakistan,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang beras di Pasar Badung Made Padmi mengatakan, keberadaan beras SPHP menjadi pilihan dari sisi harga karena lebih murah. Kebanyakan permintaan beras SPHP kata dia datang dari pada pelaku usaha kuliner.
Menurutnya untuk konsumsi sendiri, beras SPHP iini memang kerap dicampur dengan beras premium dalam penggunaannya agar lebih enak. Terkait harga, beras SPHP ini dijual Rp60.000 hingga Rp62.000 per 5 kilogram. Sementara untuk beras premium harga jual berkisar Rp75.000 hingga Rp80.000 per 5 kilogram. (Widiastuti/bisnisbali)