Aktivitas pedagang beras sambil menunggu datangnya pembeli saat bazar pangan di Denpasar. Adanya pembatasan produksi karena tingginya bahan baku, menjadi faktor minimnya ketersediaan beras kualitas premium di pasaran. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Beras kualitas premium kini mulai langka di pasar termasuk supermarket di sejumlah daerah di Bali. Hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan produksi akibat tingginya harga bahan baku. Sementara harga jual di pasaran tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Salah seorang pedagang kelontong di kawasan Ubung Kaja, Ni Ketut Ladri, Rabu (27/8) kemarin mengatakan, sulit membeli beras jenis premium saat ini. Sudah ada lima pedagang grosir dia temui, namun belum mendapatkan pasokan.

Untuk itu pihaknya saat ini hanya menjual beras medium. “Sudah lima cari dagang, belum ada juga. Jadi ga jualan beras premium dulu,” katanya.

Baca juga:  Soal Dana Bansos Kemensos, Sejumlah Kendala Hambat Penyaluran

Pedagang dan pengepul beras juga mendapatkan informasi adanya surat pemberitahuan tertulis perusahaan pemasok beras dari Jawa yang memohon maaf untuk sementara akan membatasi produksi beras premium merek tertentu.

Hal tersebut dikarenakan tingginya harga bahan baku yang menyebabkan harga pokok produksi (HPP) melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Hal itu dibenarkan Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Asinaga Budiman saat diwawancarai, Rabu (27/8). Kondisi ini pun menjadi polemik, dimana beras premium dengan harga di atas HET tidak lagi dijual di ritel.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Melonjak, Empat Kabupaten Ini Masuk Zona Risiko Tinggi

Untuk HET beras premium sendiri yakni Rp14.900 per kilogram atau Rp74.500 per karung kemasan 5 kilogram. “Jadi untuk harga di atas itu terpaksa ditarik dulu. Karena Bapanas dan Satgas Pangan sudah menginstruksikan tidak boleh menjual melebihi HET, jadi kita tidak mau ada persoalan nantinya,” ujar Budiman.

Dia mengakui kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa minggu lalu. Dia mengatakan, ada pembatasan produksi sehingga pasokan pun terbatas. Hal tersebut lantaran harga bahan baku yakni gabah cukup tinggi, sementara harga jual tidak boleh melebihi HET.

Baca juga:  Status Kedaruratan COVID-19 Belum Dicabut, Lonjakan Kasus Masih Mungkin Terjadi

Ditegaskannya, perusahaan produsen telah mengumumkan adanya pembatasan produksi akibat tingginya harga bahan baku. Salah satunya perusahaan asal Banyuwangi telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Aprindo.

Meski demikian, suplai beras premium ke Bali dikatakannya masih ada, sedangkan suplai beras medium masih aman, tidak ada kendala. “Hanya premium yang berkurang, kalau untuk medium seperti C4 itu masih lancar,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN