
DENPASAR, BALIPOST.com – Seat load factor (SLF) atau persentase dari tempat duduk atau kapasitas muatan yang digunakan bus Trans Metro Dewata dinilai masih rendah. Maka dari itu, perlu strategi meningkatkan SLF, salah satunya membuat regulasi yang mendorong anak sekolah naik angkutan umum atau bus.
Kepala Dinas Perhubungan Denpasar, I Ketut Sriawan, Senin (6/10), mengatakan, Pemkot Denpasar perlu mengkaji dengan teliti terkait angkutan umum agar tidak terjadi pemborosan anggaran sehingga bisa dialihkan ke penataan angkutan barang. Dengan demikian kemacetan dapat ditanggulangi.
Selain itu, untuk meningkatkan load factor juga perlu mengoptimalkan feeder. “Yang ada selama ini koridor utama yaitu Trans Metro Dewata (TMD). Namun, perlu disambut dengan trayek-trayek feeder pengumpan agar orang yang menuju ke transportasi utama tidak perlu memakai kendaraan pribadi lagi,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya feeder dapat meningkatkan load factor karena terkoneksi antartrayek. Selain itu, langkah TMD perlu diikuti kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung pada calon penumpang.
Misalnya membuat regulasi agar anak-anak sekolah SMA harus naik angkutan umum, ditambah lintasan TMD dan feedernya melewati sekolah-sekolah yang ada.
“Gubernur harus buat kebijakan itu agar naik load factor-nya. Kalau hanya mengandalkan yang sekarang, sulit, karena fenomena masyarakat Bali dengan jarak tempuh yang dekat, maka akan memilih naik kendaraan pribadi. Bahkan, jarak yang jauh pun, misalnya dari Denpasar ke Singaraja, mindset masyarakat masih memilih naik kendaraan pribadi,” bebernya.
Selain bus TMD yang dikelola UPTD Pemprov Bali, Pemkot Denpasar juga memiliki angkutan anak sekolah yaitu bus sekolah. Selama ini bus sekolah dinilai efektif.
Terlihat dari layanan bus sekolah sudah melayani 900-an siswa per harinya. Targetnya dapat melayani 1.200 siswa per hari dengan penambahan bus sekolah sebanyak 3 armada sehingga totalnya menjadi 18 bus.
Total sekolah yang dilayani saat ini yaitu 8 SD negeri dan swasta, serta 13 SMP negeri dan swasta.
Saat ini, wilayah lintasan bus sekolah baru melayani Denut, Denbar, dan Dentim. Ke depannya akan bergerak melayani di Densel. “Harapan kita bus sekolah terintegrasi dengan TMD. Tapi, jangka pendek yang dilakukan Pemkot Denpasar ini sangat dibutuhkan, angkutan sekolah ini sangat dibutuhkan. Makanya Pak Wali Kota men-support untuk anak sekolah karena sudah pasti ada penumpangnya. Kalau TMD belum tentu ada yang naik,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan penggunaan transportasi umum adalah mengubah perilaku masyarakat. Maka ke depan upaya-upaya mengubah perilaku perlu digencarkan. (Citta Maya/balipost)