
DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar mencatat inflasi bulanan atau month to month (mtm) sebesar 0,41 persen pada September 2025. Sementara inflasi tahunan atau year on year (yoy) tercatat sebesar 3,42 persen.
Inflasi bulanan tersebut disumbangkan oleh kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,25 persen, pakaian dan alas kaki 0,02 persen, Pendidikan 0,06 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,13 persen.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil inflasi mtm pada September 2025, antara lain, daging ayam ras, biaya pendidikan SMA, pepaya, emas perhiasan, rampela hati ayam, beras, jeruk, air kemasan, kangkung, cabai merah, biaya pendidikan TK, sawi hijau, seragam sekolah pria, kaos kutang/singlet pria, dan celana Panjang jeans pria. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi mtm antara lain, bawang merah, angkutan udara, tomat, daging babi, ikan tongkol, ikan teri, buah naga, bayam, ikan layang, sandal karet pria, dan baju kaos tanpa kerah anak.
Demikian inflasi tahunan pada September 2025 dominan disumbangkan oleh, daging ayam ras, beras, emas perhiasan, biaya pendidikan SMA, sewa rumah,kopi bubuk, bawang merah, pepaya, minyak goreng, Sigaret Putih Mesin (SPM), pepes, biaya bimbingan belajar, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, air kemasan, tomat, tongkol diawetkan, iuran pembuangan sampah, pasta gigi, dan cabai merah.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi tahunan antara lain, daging babi, bensin, angkutan udara, pembelian telepon seluler, buah naga, baju kaos tanpa kerah anak, pisang, cabai rawit, tas tangan wanita, sepatu anak, baju muslim anak, gaun/terusan wanita, celana pendek pria, bawang putih, apel, baju anak setelan, saput/pakaian adat Bali, sandal karet pria, tas sekolah, dan baju kebaya.
Kabag Ekonomi Sekda Kota Kota Denpasar I Wayan Putra Sarjana saat diwawancarai mengatakan, beberapa komoditas yang perlu diwaspadai untuk bulan ini yaitu daging ayam ras, beras dan pepaya. Kenaikan harga beras kata dia sudah terjadi sejak bulan-bulan sebelumnya yang naik bertahap.
Dengan itu menjadi antisipasi hingga akhir tahun nanti. “Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak bulan-bulan sebelumnya, stagnan naiknya. Jadi tetap diantisipasi sampe akhir tahun,” terangnya. (Widi/bisnis bali)