
TABANAN, BALIPOST.com – Serangkaian piodalan di Pura Puseh dan Pura Bale Agung, Desa Adat Pupuan, Kecamatan Pupuan, Selasa (23/9), krama setempat melaksanakan Nyepi Adat selama sehari. Terkait tradisi tiap sasih tilem ketiga ini, instansi pemerintahan, sekolah, hingga pasar juga ikut tutup, tidak beraktivitas untuk menghormati tradisi tersebut.
Bendesa Adat Pupuan, I Putu Alit, mengatakan, tradisi Nyepi Adat merupakan warisan turun temurun. Kegiatan ini dilakukan jelang pelaksanaan piodalan di Pura Puseh dan Bale Agung pada Purnama Kapat, 6 Oktober 2025 mendatang. “Tradisi Nyepi Adat Ini bagian dari Ngiyase Kerti atau pengabdian tulus persiapan piodalan nanti,” ujarnya.
Pelaksanaan Nyepi Adat ini, kata Alit, hampir sama dengan pelaksanaan Catur Berata Panyepian. Yang berbeda hanya pada upakara, “Kalau Nyepi saat Sasih Kesanga itu menggunakan Caru Agung, kalau Nyepi Adat carunya ambrumbunan,” beber Putu Alit.
Mulai pelaksanaan Nyepi Adat selama sehari itu, dari pukul 06.00 WITA dan berakhir pukul 18.00 WITA. Selama rentang waktu itu, krama Adat Pupuan dilarang untuk beraktifitas keluar rumah. Selama pelaksanaan, krama adat setempat sudah sangat memahami dan menjalankannya dengan baik.
Artinya, desa adat tidak sampai membuat sanksi khusus jika ada krama kedapatan melanggar. Paling sebatas teguran lisan. Namun setiap pelaksanaan krama tidak sampai ada yang melanggar.
Sebelum Nyepi Adat, krama seperti biasa melaksanakan pembersihan di areal rumah. Begitu hari panyepian tiba, krama mulai melaksanakan Catur Berata Panyepian. Ditandai dengan suara tegteg agung (suara kulkul) pada pukul 06.00 WITA.
Putu Alit menegaskan untuk tradisi rutin ini dirinya tidak berani meniadakan Nyepi Adat tersebut. Krama tidak ingin kena sanksi secara niskala. “Sejauh ini kami belum pernah meniadakan tradisi Nyepi Adat ini, karena kami tidak berani melanggar,” katanya.
Ia pun hanya berharap melalui Nyepi Adat ini, piodalan di Pura Puseh dan Bale Agung akan berjalan labda karya. Dan krama diberikan kesehatan serta wewidangan di Desa Adat Pupuan teduh landuh.
Sementara itu, Camat Pupuan, I Gusti Kade Dwipayana mengatakan untuk menghormati krama Desa Adat Pupuan, layanan di Kantor Camat Pupuan ditutup sehari. Begitu pula pasar, SD, bank, dan kantor pemerintahan yang ada di wilayab Desa Adat Pupuan juga tutup.
Meski kantor tidak ada aktivitas, namun jalan raya tidak sampai ditutup. Mereka yang ingin melanjutkan perjalanan melewati Desa Adat Pupuan dipersilakan. “Jalan raya tidak sampai ditutup. Yang menjalankan panyepian hanya krama Desa Adat Pupuan,” jelasnya.(Dewi Puspitawati/balipost)