
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung merampungkan rekap kerusakan dan kerugian dari bencana cuaca ekstrem, Rabu (17/9). Dampak bencana ini, dilihat dari kerusakan permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi produktif dan lintas sektor.
Nilai kerusakan terhitung mencapai Rp1,7 miliar dan nilai kerugian Rp174,6 juta. Sehingga total kerugian akibat kerusakan dan kerugian selama terjadi cuaca ekstrem, mencapai Rp1,96 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada, mengatakan, laporan rekap dampak bencana ini telah dilaporkan kepada Bupati Klungkung, Rabu (17/9).
Dari data rekap, kerugian dan kerusakan paling parah terjadi pada sektor infrastruktur, dengan nilai mencapai Rp1,03 miliar. Kemudian sektor permukiman sebesar Rp768,9 juta, sektor sosial terutama pada pada sub pendidikan dan agama, sebesar Rp120,8 juta, ekonomi produktif terutama dari perikanan sebesar Rp30,3 juta dan lintas sektor (lingkungan hidup) sebesar Rp8,1 juta.
“Kerusakan dan kerugian pada sektor permukiman, terutama pada rumah-rumah penduduk di Kecamatan Dawan. Persisnya di Desa Kusamba, Besan, Pikat dan Dawan Klod. Ada juga rumah-rumah di Kecamatan Banjarangkan seperti di Desa Bakas, Negari dan Getakan, serta di Kecamatan Klungkung di Desa Gelgel dan Kelurahan Semarapura Klod Kangin,” katanya.
Sementara pada sektor infrastruktur, kerusakan terparah pada jalan kota, seperti di Jalan Lingkar Kusamba, Jalan Pandu Kusamba, Jalan BTN Dusun Minggir, Jalan Pesinggahan-Glogor dan Jalan Bumbungan – Jungut. Ada juga kerusakan pada Jalan Usaha Tani di Desa Gelgel dan Desa Jumpai. Termasuk yang paling parah sub sumber daya air pada Sungai Candigara, dengan kerusakan pada senderan sungai senilai Rp200 juta.
“Pada sektor ekonomi produktif, terdapat sub perikanan, bangunan gudang milik Kelompok Nelayan Putra Taman di Banjar Pancingan Kusamba dengan nilai kerusakan dan kerugian Rp28,8 juta,” tegasnya.
Dampak lainnya juga pada sub pendidikan dari kerusakan tembok penyengker TK Negeri Selat dengan nilai Rp13,2 juta serta TPS 3R Bhuana Asri di Desa Selat, dengan kerusakan pada penyengker, nilai kerusakan dan kerugian Rp7,2 juta. Laporan rekap ini menjadi gambaran bagi pemerintah daerah, untuk dapat ditindaklanjuti pada setiap kerusakan. (Bagiarta/balipost)