Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/1/2025). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menanggapi beredarnya isu pergantian Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, Sabtu (13/9), kabar soal adanya surat dari Presiden Prabowo Subianto terkait pergantian Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang dikirimkan ke DPR tidak benar.

Ia menegaskan pimpinan DPR belum menerima surat apa pun terkait hal tersebut hingga Jumat (12/9) malam.

Baca juga:  DPR Minta Kasus Penipuan Penyelenggaraan Umroh Tidak Terulang Lagi

“Pimpinan DPR belum terima surat Presiden mengenai pergantian Kapolri,” ujar Dasco dikutip dari Kantor Berita Antara.

Senada, anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menegaskan pihaknya belum menerima kabar resmi terkait adanya surat presiden (supres) mengenai pergantian Kapolri.

Hal tersebut seiring dengan beredarnya kabar Presiden Prabowo telah mengirimkan surat terkait pergantian Kapolri ke DPR.

“Iya, kami kan belum tahu kebenarannya, kami sendiri belum dapat kabar terkait adanya supres ke DPR dalam hal pergantian Kapolri. Kalau pun ada, ya pasti memang itu sudah kewenangan presiden,” ujar Nasir.

Baca juga:  Lakukan Pendekatan Politik, Sukrawan Diajak Dukung KBS

Menurutnya, mekanisme pengangkatan maupun pemberhentian Kapolri sudah diatur dalam undang-undang, yakni menjadi hak prerogatif presiden dengan persetujuan DPR.

Dalam undang-undang disebutkan penunjukan dan pemberhentian atau pengangkatan dan pemberhentian Kapolri dilakukan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

“Jadi, kalau pun ada surat itu, ya itu sesuai dengan undang-undang,” tuturnya.

Di sisi lain, Nasir juga menyoroti kabar yang beredar di publik soal sejumlah nama yang disebut-sebut bakal menggantikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Baca juga:  Epilepsi Kambuh Saat Mandi, Jamin Tewas Tenggelam di Sungai

“Begitu juga nama-nama yang menyebar, katanya ada inisial D, ada inisial S. Kami nggak mengerti juga itu siapa kan. Apakah memang itu Wakapolri sekarang? Atau S itu Suyudi, Kepala BNN sekarang? Kami nggak ngerti,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia kembali menekankan hingga kini DPR belum mendapatkan validasi mengenai hal tersebut dan hal tersebut merupakan kewenangan presiden. (kmb/balipost)

BAGIKAN