
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah sempat tertunda, penanganan longsor pada akses jalan di Bukit Abah Desa Besan Kecamatan Dawan, Klungkung, kembali dilanjutkan Kamis (11/9). Medan curam di lokasi menyulitkan aparat melakukan penanganan menggunakan alat berat agar lebih cepat.
Penanganan longsor berupa material tanah maupun batu-batu terpaksa dilakukan secara manual.
Tim Gabungan dari BPBD, TNI-Polri, aparat desa dan warga bersama-sama menyingkirkan material longsor dengan peralatan manual, baik berupa tali, bambu, kayu dan lainnya.
Tantangan paling berat adalah menyingkirkan batu-batu dalam jumlah banyak berukuran besar dari tengah jalan. Ada yang ditarik dengan tali hingga dicongkel ramai-ramai.
Batang-batang bambu yang menutupi akses jalan dipotong-potong, kemudian dipakai tuas untuk menggeser batu-batu besar ke posisi aman.
Setelah membereskan batang bambu dan batu, dilanjutkan membersihkan material tanah maupun lumpur yang masih memenuhi akses jalan. “Ini merupakan langkah darurat dengan menyingkirkan material longsor menggunakan peralatan manual, untuk memulihkan akses jalan. Sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. Setelah tertangani kami tetap mengimbau warga untuk berhati-hati saat melintas di lokasi,” kata Kabag Ops Polres Klungkung Kompol I Nyoman Budiasa.
Perbekel Besan I Ketut Yasa, sebelumnya mengatakan banyak warga yang biasa lewat pada satu-satu akses jalan ini. Total, ada sebanyak 20 kepala keluarga (KK) warga Dusun Kanginan Desa Besan, sempat terisolir, tidak bisa turun dari atas bukit, akibat material longsor yang menutup akses jalan dari Bukit Abah, Rabu (10/9) pagi.
Tebing yang longsor membawa material tanah, batu besar, hingga merobohkan tiang dan kabel listrik. Hal ini membuat jalur vital tersebut lumpuh total.
Tidak hanya warga Besan, warga Desa Gegelang, Karangasem, juga terdampak, karena jalur itu merupakan satu-satunya akses menuju Klungkung dan sekitarnya. Ini menambah warga yang dirugikan akibat longsor ini.
Jalur tersebut dikatakan sangat rawan longsor. Setiap terjadi hujan lebat, jalur ini kerap longsor dengan material batu-batu besar. Alat berat kesulitan melakukan penanganan, karena medan curam.
Sempat ada opsi penanganan menggunakan loader, namun sangat berisiko, karena ban karet pada loader akan slip ketika naik ke titik longsor. (Bagiarta/balipost)