
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah melakukan penanganan bencana banjir di Desa Kusamba, digelar rapat koordinasi lintas instansi di Polsek Dawan, Rabu (10/9).
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada, telah menetapkan status tanggap darurat, untuk memaksimalkan penanganan para korban.
Sementara Perbekel Kusamba meminta agar segera dibuatkan sodetan, agar bencana banjir seperti ini tak terulang lagi.
Hadir dalam rakor ini, Bupati Klungkung, Dandim 1610/Klungkung, Kalak BPBD Klungkung, Kadis Sosial, Kadis PU, Kabag Ops, Kasat Lantas, Kasat Polair, Camat Dawan, Danramil 1610-03 Dawan, Kapolsek Dawan, serta Perbekel Desa Kusamba dan Kampung Kusamba.
Dalam rapat, Perbekel Desa Kusamba, I Nengah Semadi Adnyana, menyampaikan bencana banjir akibat luapan air Sungai Candi Gara sudah terjadi tiga kali. Banjir kali ini merupakan yang terparah, karena dampaknya cukup luas merendam puluhan rumah, ratusan warga harus dievakuasi dan mengungsi, bahkan merusak sejumlah fasilitas milik nelayan di hilir sungai. Maka, dia mengusulkan opsi kongkrit sebagai pencegahan banjir, agar dibuat saluran pemecah (sodetan) pada Sungai Candi Gara. “Tujuannya untuk mengurangi beban aliran air sungai di satu titik,” katanya.
Kalak BPBD Klungkung Putu Widiada, menegaskan bahwa telah menetapkan status tanggap darurat. Penetapan status ini adalah bagian dari penanggulangan bencana dan mengizinkan pemerintah mengerahkan segala sumber daya untuk penanganan, pemulihan, dan bantuan bagi korban. Sementara pendataan kerugian akan dilakukan setelah air surut. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah memastikan kebutuhan dasar warga terdampak seperti kasur, obat-obatan, dapur umum, dan layanan kesehatan sudah tersedia.
Bupati Klungkung, I Made Satria dalam arahannya menekankan pentingnya percepatan penanganan warga terdampak, baik terkait penyediaan sandang pangan maupun kesehatan. “Saya meminta agar setelah air surut segera dilakukan pendataan rumah yang rusak, serta mendorong pengerukan Sungai Candi Gara sebagai langkah pencegahan agar banjir serupa tidak kembali terjadi,” katanya.
Sementara Kapolres Klungkung, AKBP Alfons W. P. Letsoin, S.I.K., mengatakan rapat koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam menyatukan langkah penanganan bencana, sekaligus memperkuat sinergi antar instansi demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Dia menegaskan bahwa faktor penyumbatan sungai akibat sampah turut memperparah banjir, sehingga perlu adanya sosialisasi dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. (Bagiarta/balipost)