Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus memperkuat posisinya sebagai Kampus Berdampak melalui terobosan inovatif dalam Program Pemberdayaan Desa Binaan tahun kedua di Desa Belantih, Kintamani. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus memperkuat posisinya sebagai Kampus Berdampak melalui terobosan inovatif dalam Program Pemberdayaan Desa Binaan tahun kedua di Desa Belantih, Kintamani. Mengusung semangat kolaborasi dan transformasi berkelanjutan, Undiksha menyasar sektor kopi dan pariwisata edukatif sebagai fondasi baru bagi ekonomi lokal.

Program yang dilaksanakan dari Juni-Desember 2025 ini melibatkan 20 peserta dari Belantih Coffee Farm dan Kelompok Tani Dharma Kriya, serta difokuskan pada penguatan kapasitas usaha kopi melalui pelatihan manajemen, inovasi produk berbasis limbah kopi, hingga pengembangan tur agrowisata tematik. Kegiatan berlangsung di jantung produksi kopi lokal, Belantih Coffee Farm, yang kini dikembangkan menjadi pilot project agrowisata berbasis komunitas.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Buka Rapat Pleno Pekaseh se-Badung

Ketua Pelaksana Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd menyampaikan pendekatan pemberdayaan tahun ini dirancang lebih aplikatif dan inovatif. “Kami tidak hanya berbicara tentang produksi, tetapi bagaimana desa ini bisa menjadi model ekonomi kopi terpadu: dari hulu ke hilir, dari petani ke wisatawan,” tegasnya, Selasa (9/9).

Program tahun kedua ini juga membawa angin segar melalui pengadaan teknoligi tepat guna berupa mesin pulper kapasitas besar, link coffee sample roaster, serta pelatihan diversifikasi produk limbah kopi menjadi minuman fungsional, teh herbal, hingga pengharum ruangan. Tak hanya itu, program juga merancang paket tur edukasi pertanian yang menyatukan budaya lokal, proses kopi, dan pengalaman wisata otentik.

Baca juga:  Usaha Peternakan Minim Kantongi Ijin Lingkungan 

Pelaksanaan program ini melibatkan tim lintas disiplin yang terdiri atas Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si., Dr. Ni Made Suci, M.Si., I Wayan Pardi, M.Pd., dan Dr. Ni Putu Era Marsakawati, M.Pd. Pada tahun sebelumnya, tim ini berhasil menginisiasi berbagai tonggak penting, seperti pelatihan digital marketing, penyediaan website usaha, hingga desain kemasan produk yang lebih kompetitif.

Kepala Desa Belantih, I Nengah Wardana menyambut positif program ini. Bahkan, sebagai bentuk komitmen, pihaknya memberikan dukungan dengan mengalokasikan dana pendamping sebesar Rp 10 juta. Melalui program inovatif ini, ia optimis Desa Belantih tidak hanya menjadi sentra produksi Kopi Arabika Kintamani, tetapi juga pemain penting dalam ekspor kopi berkualitas ke depan.

Baca juga:  Pameran IKM Bali Bangkit Tahap I 2022 Resmi Dibuka

Sebagai rangkaian program, peserta juga diberikan penguatan tentang manajemen usaha yang materinya dibawakan oleh akademisi Undiksha, Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si. Akademisi asal Kabupaten Bangli ini menyampaikan prinsip pengelolaan keuangan, proyeksi bisnis, hingga strategi SDM dalam konteks nyata usaha kopi.

Dengan dukungan dari Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek melalui skema DRTPM, kolaborasi antara Undiksha, pemerintah desa, dan komunitas petani ini membentuk ekosistem inovatif yang mengintegrasikan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan konservasi budaya. (Adv/balipost)

BAGIKAN