
DENPASAR, BALIPOST.com – Desa Sumerta Kelod akan memberi sanksi bagi siapa pun yang membuang sampah sembarangan, mengingat letak Desa Sumerta Kelod ada di jalan-jalan protokol. Namun sayangnya si pembuang sampah sembarangan ini masih sulit untuk dilacak.
Perbekel Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana, Senin (1/9) mengatakan, desa memiliki tim jumali dan tim penyisiran kebersihan desa. Sejak dulu tim jumali telah terbentuk membantu pemerintah membersihkan sampah di jalan protokol.
“Karena jika tim swakelola sudah ke banjar-banjar, jadi desa lewat tim jumali membantu menyisir kebersihan dari sampah di tempat-tempat yang tidak terjamah oleh tim swakelola banjar. Kami atensi sampah gotong royong jalan-jalan protokol, membantu pemerintah,” ujarnya.
Saat ini ada 5 orang di tim Jumali, 1 orang khusus penyiraman taman. Selain memungut sampah, tim jumali juga melakukan edukasi, dan memohon pemilik rumah atau tempat usaha di sekitar kawasan sampah kerap menumpuk, agar dibantu dipasang CCTV. “Dengan CCTV kita bisa pantau siapa yang sering buang sampah sembarangan, apakah orang luar desa atau siapa? Karena orang ke pasar- pasar, adalah orang-orang dari jauh, luar desa,” terangnya.
Mengingat ada tim keamanan yang melakukan patroli, untuk memetakan lokasi yang kerap dijadikan tempat buang sampah sembarangan. Maka dari itu untuk menangani pembuangan sampah sembarangan ini semua pihak harus bergerak. “Tidak hanya jumali, pelaksana wilayah dan masyarakat, minimal semua harus memberi contoh dulu,” tambahnya.
Ia menerangkan desa bisa memberikan sanksi kepada pembuang sampah sembarangan. Jika pelakunya ketemu, desa akan memberikan sanksi yang diawali dengan pembinaan. “Pembuangnya bisa macam-macam, Bisa dari desa atau yang pagi-pagi berangkat mau ke mana. Ketika ada tanah kosong, dibuang. Karena kita tahu dari kreseknya. Kresek berisi sampah yang dibuang bentuknya rapi, sehingga memang sengaja mencari tempat pembuangan,” jelasnya.
Ia berupaya secara masif mengedukasi pilah sampah termasuk pembuatan teba modern. Desa Sumerta Kelod sejak 2017 telah membuat teba modern dan saat ini gerakannya lebih masif lagi. “Sampai saat ini sudah ada 90 komposter, lubang biopori kita turunkan, terus kita monev juga dan terus berjalan anggaran di perubahan maupun di induk,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)