Petani di Subak Kacang Dawa dan Toya Hee Desa Kamasan, saat menyemprotkan pestisida untuk mengatasi hama penggerek batang padi. (BP/istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Di tengah isu kenaikan harga beras, kini juga tengah menjadi sorotan. Sejak ada intervensi bulog, harga gabah tak mau kalah, harganya naik dan kini di kisaran Rp6.700 – Rp6.800 per kg. Naiknya harga gabah ini menjadi perkembangan positif bagi petani, namun tidak bagi konsumen.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida, Senin (25/8), mengatakan, sebelumnya harga gabah sempat diangka Rp5.500 per kg. Setelah adanya instruksi presiden, agar harga gabah dipatok sesuai HPP (Harga Pokok Penjualan) Rp6.500 per kg, kalangan petani cukup diuntungkan.

“Dengan penetapan HPP ke Rp6.500, bulog diperintahkan pusat bahwa jika harga gabah di daerah belum Rp 6.500, maka bulog berperan membeli gabah langsung milik petani seharga HPP,” kata Juanida.

Baca juga:  Hingga September 2024, Hampir 85 Persen Beras SPHP Tersalurkan

Dia menambahkan, bulog sejak awal sudah melakukan koordinasi ke Dinas Pertanian, bagaimana caranya untuk membeli gabah langsung dari kalangan petani. Pihaknya pun mengarahkan bulog ke petani, dan memainkan peran untuk mewujudkan stabilisasi harga gabah dan beras. KUD juga diperankan, seperti bulog dimana KUD berperan menyerap gabah dengan harga yang sama sesuai HPP senilai Rp6.500 per kg.

“Dengan intervensi bulog ini, penebas yang lain mau tidak mau mengikuti harga dari bulog. Setelah harga menjadi Rp6.500, bulog melepasnya, dan penebas turut membayar seharga HPP. Akhirnya, terjadi hukum pasar, persaingan antar penebas, membuat gabah harganya naik sampai Rp6.800,” imbuh Juanida.

Baca juga:  Karantina Gilimanuk Tolak Anjing Shitzu Masuk Bali

Selanjutnya, untuk beras, Juanida menambahkan jika nanti harga beras ikut naik karena naiknya harga gabah, Bulog dipastikan akan turun lagi, melakukan stabilisasi harga, dengan penjualan beras agar tetap pada harga eceran tertinggi Rp13.000 sampai Rp14.000 per kg. Dengan situasi ini, dalam perspektif petani, menurut Juanida ke depan perlu adanya rasionalitas anggaran, agar Program-program pro pangan, dapat digenjot lebih baik kepada kalangan petani. Sehingga mampu memberdayakan petani lebih baik lagi. Misalnya, agar bisa mendapatkan bantuan pupuk yang cukup maupun bantuan pestisida, untuk membantu petani menghadapi serangan hama dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Baca juga:  Bali Dijatah Beras Premium 5.000 Ton

Disinggung mengenai ancaman hama tikus, menurut dia di Klungkung, belum ada laporan dari kalangan petani yang alami gagal panen akibat serangan hama tikus seperti daerah lain. Dengan situasi saat ini, dia mengajak kalangan petani untuk meningkatkan komitmen bertani, dimana arah kebijakan pusat yang berupaya meningkatkan produktivitas pangan. Baik bagi petani dalam skala kecil maupun skala besar. (Bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN