AMLAPURA, BALIPOST.com – Keberadaan Pura Langse atau Pura Goa Gala-gala selama ini belum banyak diketahui masyarakat Bali. Pura yang berada di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini ditemukan pada 1957 silam tanpa sengaja oleh warga setempat.
Pura tempat linggih Ida Bhatara Anta Boga dan Sri Mas Amerta ini pada tahun 2025 ini, telah rampung diperbaiki oleh krama Desa Adat Tegenan.
Klian Banjar Adat Tegenan Kelod I Wayan Suiji didampingi Bendesa Desa Adat Tegenan I Ketut Wanayasa menuturkan, Pura Goa Gala-gala tersebut ditemukan 1957 silam secara tidak sengaja oleh warga yang memelihara bebek.
Kala itu bebek yang dipelihara masuk ke goa dan setelah dicari ke dalam goa warga tersebut menemukan danau tersembunyi. Pada tahun 1963 Gunung Agung mengalami erupsi, dan goa tersebut tertimbun.
Suiji mengatakan, pada 1972 di lokasi goa dibuatkan bataran. Dan seiring waktu, pada 2022 lalu, ada kelinggihan massal.
saat dilinggihan massal inilah pemangku dari Banjar Adat Tegenan Kelod disuruh membangun kembali pura tersebut. Di Pura Langse atau Pura Goa Gala-gala ini merupakan linggih Ida bhatara anta boga dan sri mas amerta yang juga pengayengan Pura Dalem Puri Besakih.
Menurut Suiji, Pura Goa Gala-gala ini ada kaitannya dengan goa lawah dan goa raja Besakih. Pura Goa Lawah merupakan pura tempat ngangkid saat masyarakat melakukan upacara majar-ajar.
Setelah ngangkid di Pura Goa Lawah dilanjutkan nangkil untuk melakukan pembersihan ke Pura Goa Gala-gala karena ada pengayengan Pura Dalem Puri. Setelah itu, baru dilanjutkan nangkil ke Pura Dalem Puri Besakih dan nunas Amerta ke Pura Goa Raja.
Di Pura Goa Gala-gala ini terdapat lima pancoran yang diberi nama pancoran panca amerta. Untuk Pancoran paling timur bernama amerta sanjiwani, kemudian amarta kaman danu, amerta kundalini, amarta maha amerta, dan amerta pawitra.
Untuk renovasi Pura Gala-gala menghabiskan dana sekitar Rp 62 juta. Dari dana tersebut, sebanyak Rp 45 juta berasal dari bantuan BKK Provinsi dan sisanya dari kas Banjar adat. Untuk perbaikan ini dilakukan Krama secara bergotong royong sejak pada Mei lalu.
Pihaknya berencana memperlebar jalan menuju pura mengingat masih jalan setapak yang sempit.
Selain itu, akan membangun sekepat dan tempat ganti pakaian. Itu akan dilakukan secara bertahap, karena untuk pembangunan itu membutuhkan dana yang cukup besar. (Eka Parananda/balipost)