
TABANAN, BALIPOST.com – Ada yang berbeda dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Tabanan, Minggu (17/8). Jika biasanya pasukan upacara identik dengan seragam formal, tahun ini Pemkab Tabanan menghadirkan Pasukan Tridatu yang tampil nyentrik dengan busana merah-putih-hitam khas Bali serta bertopi caping ala petani.
Keberadaan pasukan ini langsung menjadi pusat perhatian di Lapangan Alit Saputra, tempat upacara berlangsung. Simbolisme yang dibawa bukan sekadar variasi estetika, melainkan pesan kuat tentang jati diri Tabanan sebagai daerah agraris yang menjadikan petani sebagai pahlawan pangan.
Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya menyampaikan bahwa konsep ini lahir dari semangat untuk mengingatkan masyarakat akan jasa para petani.
“Kami ingin menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya milik pejuang bersenjata, tetapi juga para petani yang menjaga ketahanan pangan bangsa. Caping yang dipakai pasukan Tridatu adalah penghormatan kepada mereka,” ujarnya.
Pasukan Tridatu sendiri terdiri dari puluhan aparatur sipil negara (ASN) dari masing-masing perangkat daerah. Mereka berbaris rapi mengikuti seluruh jalannya upacara dengan memadukan busana kearifan lokal. Kombinasi warna tridatu melambangkan kekuatan, kesucian, dan keseimbangan, sementara topi petani menegaskan identitas Tabanan sebagai lumbung beras Bali.
Tak hanya masyarakat, para undangan pun memberikan apresiasi. Bahkan warga yang sempat melintas mengaku pertama kali melihat pemandangan tersebut.
“Ini pertama kali saya lihat pasukan atau peserta upacara kenakan baju adat konsep Tridatu dan pakai caping. Rasanya seperti melihat perjuangan rakyat kecil ikut hadir dalam upacara kenegaraan,” ungkap seorang warga, Made Sutama.
Selain penampilan pasukan Tridatu yang menarik perhatian, upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Tabanan juga dimeriahkan dengan pertunjukan dari Teater Jineng. (Puspawati/Balipost)