
AMLAPURA, BALIPOST.com – Sekolah SMPN 1 Bebandem mengolah sampah plastik menjadi gaun estetik. Gaun karya yang dibuat tersebut ditampilkan dalam kegiatan Karangasem Akhir Pekan (KAP), pada Sabtu (9/8). Hasil karya terebut, mendapat apresiasi wakil Bupati Karangasem Pandu Prapanca Lagosa.
Kepala SMPN 1 Bebandem, Ni Wayan Parwati, mengungkapkan, sekolah memiliki manajemen khusus untuk pengelolaan sampah plastik. Setiap kelas memiliki tabungan sampah yang tercatat melalui petugas Sekbid (Sekretaris Bidang).
“Sampah plastik yang terkumpul ada yang diambil oleh yayasan yang bergerak di bidangnya, dan kami juga bekerja sama dengan Pemerintah Desa Jungutan. Biasanya, sampah plastik dihargai per kilogram,” ucap Parwati, Senin (11/8).
Parwati mengatakan, siswa juga mendapat tabungan dari sampah plastik, dan setiap akhir semester pihak sekolah juga mengadakan lomba antar kelas untuk membuat kerajinan dari bahan tersebut. Dari lomba inilah lahir beragam karya kreatif seperti vas bunga, taplak meja, gorden, pakaian, hingga gaun yang kemudian dipamerkan di ajang KAP.
“Kemarin ada sekitar enam gaun dari sampah plastik yang ditampilkan. Sebenarnya, kegiatan ini sudah kami lakukan sejak dua tahun lalu. Bahkan, gaun-gaun ini pernah ikut pawai dan karnaval,” katanya.
Dibagian lain, Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa, memberikan apresiasi tinggi kepada para siswa SMP Negeri 1 Bebandem yang berhasil menyulap sampah plastik menjadi gaun-gaun estetik nan memukau.
“Kami memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada SMPN 1 Bebandem. Dari sini kita bisa melihat bagaimana pengelolaan sampah plastik diterapkan di sekolah ini. Bahkan, para siswa mampu berkreasi menjadikan sampah plastik sebagai gaun. Bagi saya, ini adalah pesan penting bahwa penuntasan persoalan sampah merupakan tanggung jawab semua pihak untuk menjaga lingkungan dan alam semesta,” ujar Pandu.
Pandu Prapanca Lagosa mengatakan, pihkanya berharap sistem pengelolaan sampah plastik yang sudah dijalankan SMPN 1 Bebandem dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain, guna membiasakan siswa sejak dini mengolah sampah berbasis sumber. “Langkah ini dinilai sejalan dengan upaya pemerintah dalam menangani persoalan sampah plastik,” katanya. (Eka Parananda/Balipost)