
TABANAN, BALIPOST.com – Kelangkaan LPG 3 kilogram kembali dikeluhkan masyarakat. Seperti yang juga dirasakan warga Desa Kukuh Marga.
Hampir dua pekan, warga mengalami kesulitan mendapatkan gas melon bersubsidi ini. Di sejumlah warung pengecer, tabung gas kosong. Warga pun terpaksa mencari hingga ke banjar lain, bahkan sampai ke luar desa.
Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto, tak menampik kondisi ini. Ia mengaku telah turun langsung menyaksikan warganya yang membawa tabung kosong berkeliling kampung tanpa hasil. “Saya lihat sendiri mereka keliling dari utara ke selatan desa, bahkan sampai keluar desa hanya untuk cari gas,” ujarnya, Kamis (7/8).
Yang membuat heran, kata Sugianto, berdasarkan penelusurannya, kuota gas dari agen ke pangkalan di wilayahnya masih sama seperti sebelumnya. Terdapat tiga pangkalan resmi di Desa Kukuh, namun dua di antaranya disebut sering menyalurkan gas ke luar desa.
“Kalau jatahnya tetap, kok bisa kurang? Dugaan kami, karena pangkalan pribadi lebih memilih menjual ke luar wilayah demi mengejar keuntungan,” ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, pihak desa mendorong agar Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) atau Koperasi Desa Merah Putih yang baru diluncurkan belum lama ini diberi izin menjadi pangkalan resmi LPG 3 kg. “Kalau yang mengelola adalah Bumdes atau koperasi desa, tentu mereka akan lebih bertanggung jawab melayani warga sendiri. Distribusi akan lebih tertib dan tidak menjual sembarangan ke luar,” tegas Sugianto yang juga mantan wartawan ini.
Selama ini, menurutnya, koperasi desa dan Bumdes sudah aktif membantu mengidentifikasi kebutuhan gas warga. Mereka juga terbiasa menerapkan sistem distribusi teratur. “Jika koperasi jadi pangkalan resmi dan diberi kuota tetap, distribusi bisa terkontrol. Warga tidak perlu lagi keliling desa dengan tabung kosong,” tambahnya.
Saat ini, pembelian gas rumah tangga di desa dibatasi maksimal dua tabung per KTP, karena data NIK pembeli harus disetorkan ke agen.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, Ni Made Murjani, menegaskan bahwa stok gas LPG 3 kg di tingkat agen masih aman. “Sampai saat ini kondisi masih baik, tidak ada pembatasan dari Pertamina. Kemungkinan kendala ada di distribusi dari pangkalan ke pengecer,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, wilayah perbatasan seperti Kukuh Marga yang dekat dengan Kabupaten Badung bisa saja mengalami serapan lebih tinggi karena ada pembeli dari luar Tabanan. “Selain itu, kebutuhan meningkat drastis saat ada kegiatan hari raya atau acara adat. UMKM juga biasanya menggunakan lebih banyak gas dalam waktu singkat,” ungkap Murjani.
Menurutnya, fenomena “habis dalam hitungan jam” di tingkat pengecer bisa terjadi saat distribusi tidak lancar. “Tapi kalau dibilang langka, tidak. Stok di agen aman. Hanya perlu pengaturan distribusi yang lebih tertib di lapangan,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)