Para seniman Barong Ket Klungkung saat naur sesangi jalan kali melalui bypass Prof. I.B Mantra. (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Capaian Duta Klungkung dalam Lomba Barong Ket PKB 2025 rupanya sangat berarti bagi para seniman yang terlibat di dalamnya. Menjadi juara I menempatkan seniman Klungkung di posisi puncak dalam persaingan ketat para seniman di Bali.

Capaian ini disambut rasa syukur yang amat dalam, bahkan Tukang Bapang Barong Ket itu “naur sesang” atau merealisasikan kaulnya, yakni berjalan kaki dari Arda Chandra Arta Center Denpasar sejauh sekitar 35 km menuju Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan.

Penanggung jawab Duta Klungkung dari Sanggar Kayonan Dewa Gede Alit Saputra, Minggu (20/7), mengatakan bahwa capaian ini sangat berarti bagi Klungkung, setelah Sanggar Kayonan berusia 33 tahun, berhasil menempatkan seniman Klungkung diposisi puncak dalam hal Lomba Barong Ket dalam ajang PKB.

Ada cerita unik, ditengah persaingan yang ketat, ternyata sekaa gong dari kelompok seniman ini diam-diam punya sesangi atau kaul. Kalau dapat juara I, mesangi berjalan kali dari Arda Chandra Art Center Denpasar sampai Patung Monumen Titi Banda Denpasar.

Baca juga:  Bangun Kepedulian, Wabup Kasta Turun Tangan Serahkan Bantuan Sembako

“Bahkan, yang lebih mengharukan, Tukang Bapangnya, juga mesesangi kalau dapat juara I, akan jalan kaki dari Arda Chandra sampai rumahnya di Desa Gunaksa Klungkung, sejauh 35 km berjalan kaki. Dari setengah 9 malam pergerakan, jam 4 pagi baru sampai di rumah. Ini benar benar mengharukan,” kata Alit Saputra.

Dia pun terus mengikuti semangat para senimannya itu berjalan kaki melewati jalan umum di tengah gelap malam dan beragam lampu kendaraan yang melintas. Para seniman ini sangat antusias merealisasikan kaulnya sambil membawa piagam penghargaan yang diperoleh setelah merebut juara I, mengalahkan duta kabupaten lain yang lebih difavoritkan menjadi juara.

Baca juga:  Perupa MilitanArt #7 Respons Pandemi dengan Karya

“Saya benar-benar terharu. Mereka jalan kaki di tengah malam. Mereka generasi yang luar biasa untuk terus membangun seni budaya di Kabupaten Klungkung,” imbuh Ketua Listibiya Klungkung ini.

Namun, di balik itu Alit Saputra juga mengungkap hal yang menyedihkan. Yakni, kepedulian para pejabat di Klungkung, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung sama sekali tidak ada. Hanya sebatas apresiasi, ucapan matur suksma kepada sanggar dan para seniman pun tidak ada.

Malah, kata dia, yang memberikan apresiasi dan selamat, justru dari pejabat yang tidak terkait, seperti Kasatpol PP, Kadis Kearsipan dan Perpustakaan, Kadisdukcapil dan Staf Dinas Kebudayaan. Malah leading sektornya tidak memberi apresiasi apa-apa.

Baca juga:  Satriya Siapkan 14 Program Unggulan Wujudkan Klungkung Mahotama

“Jangan-jangan mereka tidak tahu apa itu Pesta Kesenian Bali. Bukan maksud gila hormat. Biayanya sudah tidak seberapa. Kami bekerja semata-mata untuk mengharumkan nama Klungkung. Jadi, dalam hal ini kami sangat kecewa,” katanya.

Menurut Alit Saputra, pejabat-pejabat di Dinas Kebudayaan Klungkung harus belajar, apa lagi akan terealisasi pembangunan PKB di Klungkung, maka harus dipersiapkan mentalnya dan semangatnya dari sekarang. Mereka harus menyiapkan diri, untuk menghidupkan seni dan budaya di Klungkung, layaknya para seniman yang bekerja sebagai bentuk tanggung jawab.

“Tidak ada gayung bersambut. Jangan berhenti hanya pada pembiayaan yang hanya sekadar, itu pun tidak seberapa. Mereka tidak berdarah-darah, begadang mensuport proses latihan seniman Barong Ket ini, untuk benar-benar membangun seni budaya di Flunking,” tegas Alit Saputra. (Bagiarta/Balipost)

 

BAGIKAN