
NEGARA, BALIPOST.com – Kondisi Perpustakaan Daerah Kabupaten Jembrana yang berada di Gedung Kesenian Ir Soekarno sejak beberapa tahun belakangan ini terpuruk. Pasca badai Covid dan peralihan organisasi, perpustakaan yang menampung ribuan judul buku koleksi daerah tersebut ikut menghadapi badai realitas turunnya kunjungan.
Minat pengunjung untuk membaca dan mencari literasi di pusat perpustakaan daerah ini masih ada, khususnya dari kalangan siswa maupun mahasiswa. Hanya saja, fasilitas yang kurang memadai membuat pengunjung kurang nyaman untuk menghabiskan waktu di ruangan.
Salah satu yang mengecewakan adalah perlengkapan untuk menjaga suhu ruangan, AC. Dari beberapa air conditioner (AC) yang terpasang di dinding, hampir semuanya mengalami kerusakan. Selain membuat kondisi ruangan tertutup itu panas, suhu ruangan yang lembab juga menyebabkan sejumlah buku koleksi yang terpajang rapi dan teratur cepat rusak. Baik itu kertas menguning atau timbul jamur. Meski demikian, masih ada beberapa pengunjung yang datang untuk mendapatkan literasi baik itu siswa maupun mahasiswa.
Kepala Sub Bagian Perpustakaan, Bagian Organisasi dan Perpustakaan Setda Jembrana, Ni Komang Sri Wahyuni, Minggu (13/7), tidak menampik kondisi Perpustakaan Daerah yang mulai mengalami keterpurukan sejak Covid lalu. Ditambah dengan peralihan struktur yang sebelumnya Dinas dengan Arsip Daerah, kini menjadi sub bagian Sekretariat Daerah. Namun meski demikian, dengan tenaga pustakawan yang ada, terus melakukan upaya agar ribuan buku baik yang terpajang maupun arsip daerah yang tersimpan di ruangan tetap terjaga.
“Hampir sebagian besar pengunjung mengeluhkan kondisi suhu ruangan, termasuk juga update buku-buku terbaru yang menyesuaikan dengan saat ini. Dari saran dan kritik yang diisi pengunjung maupun survey, itu yang paling banyak dikritisi,” katanya.
Minat pengunjung terutama siswa dan mahasiswa menurutnya cukup tinggi. Terkadang di akhir semester dan libur panjang, kunjungan ke perpustakaan meningkat. Karena seluruh AC rusak, pihak pengelola mengupayakan dengan memasang satu AC portable. Namun tidak cukup untuk mencakup seluruh ruangan yang cukup besar ini. Selain buku, sejumlah alat elektronik seperti komputer (PC) yang juga tersedia sebelumnya hingga 20 unit, kini hanya sekitar 3-5 unit yang bisa digunakan.
Sejatinya, sebelum Covid-19 lalu dan Perpustakaan dijadikan Dinas, telah dilakukan renovasi dengan penataan interior yang menarik. Baik itu dari segi penataan rak, interior modern dan fasilitas yang membuat pengunjung betah. Tujuannya, untuk menarik perhatian kalangan muda untuk datang dan memanfaatkan sumber literasi di perpustakaan daerah.
Dengan semangat menarik anak muda, Perpustakaan yang berada satu atap di Gedung Kesenian Daerah ini diharapkan juga menjadi pusat literasi kebudayaan dan kreativitas anak muda. Perpustakaan saat ini bukan hanya tempat membaca, tapi juga menjadi ruang aman untuk belajar keterampilan baru, membangun jejaring, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. (surya dharma/Balipost)