
TABANAN, BALIPOST.com – Imbas jalan nasional Denpasar-Gilimanuk yang jebol di depan Pasar Bajera, Selemadeg, Kabupaten Tabanan, tak hanya memicu kemacetan panjang, juga berdampak pada sektor pariwisata.
Salah satu yang merasakan langsung penurunan kunjungan adalah Daya Tarik Wisata (DTW) Ulundanu Beratan di kawasan Bedugul. Tercatat ada penurunan wisatawan hingga 20 persen.
Direktur Utama PT Ulundanu Lestari, I Wayan Mustika, membenarkan hal itu. Ia menyebut, kemacetan di jalur Denpasar-Singaraja sebagai imbas dari jalan nasional yang jebol menyebabkan banyak wisatawan domestik membatalkan kunjungan, bahkan ada yang memilih kembali ke Jawa.
“Penurunan kunjungan sekitar 20 persen, khususnya dari wisatawan domestik,” ungkapnya, Rabu (10/7).
Meski begitu, pihak manajemen DTW tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menggeliatkan kembali kunjungan, salah satunya dengan menggelar Parade Gebogan, Baleganjur dan Fragmentari.
Festival budaya ini digelar selama sebulan penuh dengan sistem bergiliran, menyasar dua titik lokasi yakni DTW Ulundanu Beratan dan The Bloom Garden.
Mustika menjelaskan, parade ini merupakan kali ketiga digelar. Namun pelaksanaan kali ini berbeda karena telah melalui proses penataan yang lebih baik. Parade juga dikemas dalam bentuk lomba, sehingga menumbuhkan semangat dan motivasi bagi para sekaa. “Gebogan dan Baleganjur juga akan dinilai. Selain menampilkan keindahan, ini juga menjadi ajang prestasi,” ujarnya.
Sebanyak 15 desa adat dari total 20 desa adat Gebog Pesatakan Pura Ulundanu Beratan ambil bagian dalam parade kali ini. Sisanya absen karena tengah melaksanakan upacara yadnya. Kegiatan ini melibatkan sekitar 1.000 orang penari dan seniman Baleganjur nantinya.
Untuk lokasi pelaksanaan, parade digelar di DTW Ulundanu Beratan setiap Senin hingga Rabu, sedangkan Kamis hingga Minggu difokuskan di The Bloom Garden, sebagai upaya mendongkrak kunjungan di kawasan taman bunga tersebut.
Selain suguhan parade gebogan dan fragmentari yang bertemakan Tri Hita Karana, pengunjung juga akan dimanjakan dengan pertunjukan Barong dan Kecak secara gratis selama festival berlangsung. “Pengunjung kini tidak hanya melihat taman bunga, tapi juga bisa menikmati pertunjukan budaya Bali yang autentik,” ujar Mustika.
Menurutnya, rata-rata kunjungan ke The Bloom Garden berkisar antara 500 hingga 1.000 orang per hari, sedangkan di DTW Ulundanu Beratan bisa mencapai 1.000 hingga 2.000 orang per hari.
Dengan strategi ini, ia menargetkan kenaikan kunjungan sekitar 10 persen, mengingat saat ini masih dalam masa libur sekolah dan wisatawan mancanegara mulai berdatangan.
Lebih jauh, Mustika berharap dengan meningkatnya kunjungan, dampak positif juga dirasakan oleh desa-desa adat pengempon. “Dengan konsep dari awal, jika kunjungan naik, maka desa adat akan mendapatkan ‘pah paham’ setiap enam bulan. Ini bentuk sinergi budaya dan ekonomi,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)