Santunan- Suasana rumah duka dari korban yang meninggal terseret arus yang ada di Desa Amertha Buana, Kecamatan Selat, Senin (7/7). Korban diusulkan untuk mendapatkan santunan. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Ni Luh Putu Surya Adnyani (35) dan anaknya I Wayan Eka Wira Yudhistira (10) yang meninggal terseret arus sungai di Banjar Dinas Gambang, Desa Seraya, Karangasem, diusulkan mendapatkan santunan. Usulan santunan itu dilakukan, mengingat keduanya meninggal dunia akibat terkena bencana alam.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala wilayah setempat untuk segera membuat surat permohonan terkait hal tersebut supaya secepatnya bisa diproses santunannya. “Untuk nominal santunannya disesuaikan dengan Pergub untuk korban meninggal Rp 15 juta per orang,” kata Arimbawa

Baca juga:  Diapresiasi, Wacana Gubernur Koster Tolak Impor Beras

Arimbawa mengatakan, setiap ada korban akibat bencana alam baik meninggal atau luka-luka selalu diusulkan untuk dapat santunan. Begitu juga jika ada bangunan rumah warga yang rusak akibat bencana juga diusulkan untuk mendapatkan bantuan perbaikan.

Dia menjelaskan, untuk saat ini Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata juga telah membuat sebuah Peraturan Bupati (Perbup) supaya bisa menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) yang berasal dari APBD Kabupaten agar bisa digunakan untuk memberikan santunan kepada para korban yang terkena musibah akibat bencana alam. Saat ini tinggal penandatanganan surat keputusan (SK) dan proses sosialisasi.

Baca juga:  Dari Penembak Guru SMA Tidak Ditahan hingga Kucing di Sesko TNI Ditembaki

“Jadi ketika ada korban bencana baik meninggal, luka-luka atau bangunan rusak, Pemerintah Kabupaten bisa langsung memberikan bantuan berupa santunan dan sejenisnya kepada para korban yang tertimpa musibah,” kata Arimbawa.

Untuk diketahui, Ni Luh Putu Surya Adnyani merupakan seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Karangasem 2. Sedangkan suaminya merupakan seorang Babinsa yang bertugas di Desa Seraya barat sekaligus tinggal di wilayah tersebut.

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Mahasiswi Bunuh Diri Lompat dari Jembatan

Saat kejadian, korban dan anaknya hendak pergi ke rumah orang tuanya yang ada di wilayah Desa Seraya. Namun naas saat melintas di jembatan penghubung yang dialiri oleh air sungai kedua korban yang merupakan ibu dan anak terseret derasnya aliran air. Kedua korban baru ditemukan beberapa saat kemudian oleh warga dalam keadaan meninggal dunia. (Eka Parananda/Balipost)

BAGIKAN