DENPASAR, BALIPOST.com – Sungai menjadi daerah paling vital bagi kehidupan manusia selain, danau dan laut. Sumber air tersebut harus tetap dijaga kelestariannya untuk keberlanjutan hidup manusia.
Menyadari hal itu, sekelompok warga Banjar Umadesa, Desa Adat Peguyangan kompak membentuk komunitas peduli sungai (KPS). Kelian Banjar Umadesa, Putu Doni Mahaputra menuturkan bahwa, KPS ini di diberi nama KPS Ayung Lestari terdiri dari 86 KK baik warga adat maupun dinas. Sedangkan secara keseluruhan total krama di Banjar Umadesa yaitu 190 KK.
“Komunitas kami ini kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian sungai dan lingkungan khususnya di DAM Peraupan. Komunitas ini berupaya menjaga, melestarikan, dan memulihkan kesehatan sungai serta ekosistem sekitarnya,” ujarnya.
Selain itu, menjaga sungai juga implementasi Tri Hita Karana yaitu palemahan. Menjaga hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan. Mengingat DAM Peraupan dilintasi oleh sungai Ayung yang berada di wilayah Banjar Umadesa serta menjadi lokasi tempat produksi pengolahan air minum Perumda Tirta Sewakadarma (IPA Belusung), maka peran warga sekitar sangat sentral dalam menjaga sungai. Selain itu, Banjar Umadesa juga terletak berbatasan dengan Sungai Ayung.
Menurutnya saat ini kondisi sungai Ayung, di sekitar Banjar Umadesa terjaga kebersihannya terutama dari sampah plastik. Namun tidak menutup kemungkinan ketika musim hujan tiba, sampah kiriman dari wilayah hulu cukup memberi dampak bagi daerah di sekitar Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja. “Sungai Ayung ini seperti rumah kami, dimana sejak kecil kami hidup dan bermain di sekitar Sungai Ayung. Bagaimana mungkin rumah kami ini, kami biarkan kotor dan rusak,” ungkapnya.
Maka dari itu, komunitas pun dibentuk bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sungai dan mengatasi masalah pencemaran sungai. Kegiatannya tidak hanya membersihkan sungai, menjaga kebersihannya tapi juga membuat kawasan sempadan sungai enak dipandang.
Di sekitar sungai yang masih menjadi area publik, warga menanam tanaman dan pohon dan membersihkannya. “Namun ada juga kawasan milik aset warga, milik pribadi sehingga kami hanya bisa mengimbau pemilik lahan untuk bersama- sama menjaga sungai,” ujarnya.
Penanaman pohon yang tepat untuk sempadan sungai juga dipilih yang memiliki kekuatan menjaga struktur tanah terutama di daerah bertebing. Selain agar tidak longsor, penanaman pohon juga untuk menjadi tempat penyimpanan air, salah satunya bambu. (Citta Maya/balipost)