Para penari menampilkan Joged Bumbung massal saat pembukaan Penglipuran Village Festival, Bangli. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran bersiap menggelar event tahunan Penglipuran Village Festival (PVF). Festival ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 10 hingga 12 Juli mendatang.

Mengusung tema “Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif”, festival tahun ini dirancang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang langsung ditutup setelah beberapa hari. Festival tahun ini akan berlangsung lebih panjang. Setelah pembukaan masih ada event yang akan dilaksanakan secara berlanjut hingga penutupan di bulan Desember.

Baca juga:  BNNK Gianyar Tangkap Residivis Pengedar Narkoba

“Kami ingin memberikan nuansa baru agar wisatawan yang datang ke Penglipuran setelah Juli masih bisa menikmati kegiatan-kegiatan budaya lainnya,” ungkap General Manager Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, Kamis (3/7).

Selama pelaksanaan festival, pengunjung akan disajikan dengan sejumlah atraksi budaya. Salah satunya pementasan Barong Macan di hutan bambu. “Konsep yang kita ambil memang masih tetap budaya dan lingkungan namun kegiatannya berbeda-beda. Kami kemas secara sederhana namun tidak keluar dari konsep yang kami tawarkan,” terangnya.

Baca juga:  Pengamanan Melasti Satpolairud Turunkan Ruber Boat

Komitmen Penglipuran terhadap keberlanjutan lingkungan juga ditekankan dalam pelaksanaan festival. Saat festival nanti akan ada penandatanganan kesepakatan antara Desa Penglipuran dengan pemerintah dan BUMN terkait pengelolaan sampah secara mandiri. Hal ini menunjukkan langkah konkret desa dalam menjaga kelestarian alamnya.

Dalam kegiatan festival nanti Penglipuran juga berupaya memperkuat keharmonisan dengan desa-desa tetangga. Dalam kegiatannya Penglipuran akan lebih banyak melibatkan desa-desa bebanuan yang masih memiliki kekerabatan.

Baca juga:  Pupuk Kebersamaan, Sejak 1973 Warga Pumahan Lestarikan Megibung

Sumiarsa berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi pariwisata, tetapi juga wadah untuk menjaga tradisi budaya. “Dengan adanya festival ini, kami berharap bisa memberikan pengalaman dan pengetahuan terkait tradisi budaya yang kami punya,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/Balipost)

BAGIKAN