Sejumlah seniman drama gong pentas di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali Art Center Denpasar untuk menyaksikan Drama Gong Lawas "Sanan Tuak," Rabu (2/7). (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketidakhadiran Petruk Cs dalam penampilan drama gong lawas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 ternyata tak menyurutkan antusiasme warga. Dalam penampilannya, Rabu (2/7), ribuan warga memadati Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali Art Center Denpasar.

Tempat yang berkapasitas 10 ribu penonton itu padat dengan warga yang ingin menyaksikan penampilan drama gong lawas.

Orang nomor satu di Provinsi Bali yaitu Gubernur Bali, Wayan Koster bersama istri Ny. Putri Suastini Koster juga turut hadir menyaksikan pementasan hingga selesai.

Berdasarkan pantauan Bali Post, ribuan penonton sudah tampak memasuki Panggung Terbuka Ardha Candra beberapa saat sebelum pagelaran dimulai. Mereka berebut tempat duduk strategis agar bisa menyaksikan pementasan dengan baik.

Acara yang dijadwalkan pukul 20.00 WITA, baru dimulai pada pukul 20.20 WITA. Hal ini pun membuat penonton sempat kecewa. Mereka tidak sabaran untuk menyaksikan para seniman drama gong lawas tampil. Mereka rindu akan sosok-sosok seniman drama gong era 90-an ini.

Baca juga:  Tabrak Pintu Truk Terbuka, Pemotor Dilindas Tronton

Setelah acara dimulai, sorot mata para penonton pun tertuju pada panggung sisi utara, ketika tabuh pembuka drama gong lawas yang dipandu Ida Bagus Kartika sebagai tukang ugal, mengalun mengawali pagelaran.

Selanjutnya, penonton “diajak berkelana” mengikuti alur cerita drama gong, saat adegan demi adegan berlangsung. Sorak-sorai penonton menggema ketika terlontar lawakan-lawakan segar. Penonton juga memberikan aplus saat pemain drama gong tampil memesona.

“Hanyut” dalam cerita, penonton tak beranjak hingga pagelaran drama gong lawas usai.

Sebanyak 21 pregina tampil malam itu. Nama-namanya sudah tak asing lagi bagi pecinta drama gong lawas.

Mereka diantaranya Sang Ayu Ganti, Sang Ayu Tirta, Luh Sasih Arini (Mongkeg), Nyoman Supadma, Anak Agung Kartika, Ida Bagus Raka Pujana (Komang Apel), Jro Dasaran Suyadnya, dan Dewa Ayu Yuniari. Nampak juga Ida Bagus Mambal, Gede Randana, Nyoman Lues, Wayan Suratni, Madya Yani, Gulik, Wayan Sudiantha, Wayan Pasta, Mangku Rai, Ajik Dolir, Ida Bagus Topok, Selamat dan Jro Made Jani.

Baca juga:  Jangkauan Insentif PPnBM Diperluas Jadi 29 Jenis, Ini Daftarnya

Drama gong dengan judul “Sanan Tuak” yang naskahnya disusun dan disempurnakan Jro Dasaran Suyadnya tersebut, mengisahkan seorang Raja yang sangat diktator, namun dalam perjalanannya berhasil dikendalikan oleh Patih Agung.

Kekuasaan raja selanjutnya dipegang oleh Patih Agung dengan merongrong pemerintahan dari dalam. Siapa lawan yang mengetahui tindak-tanduk Patih Agung harus disingkirkan.

Termasuk Patih Werda disingkirkan karena mengetahui beberapa upeti yang dipegang oleh Ki Dukuh Tanggun Titi dikorupsi oleh Patih Agung. Tetapi pemerintahan seperti itu tidak bertahan lama. Terbukti dengan kematian Ki Dukuh Tanggun Titi, jalan untuk memusnahkan karma Patih Agung segera terhenti.

Pergerakan pemuda desa dengan keyakinan yang besar karena membawa jimat Sanan Tuak, mampu memusnahkan perjalanan Ki Patih Agung.

Ketua Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Oka Aryana yang kesehariannya sebagai notaris mengaku terharu dan bangga persembahan drama gong lawas dari paguyuban masih diminati oleh masyarakat pecinta seni drama gong lawas. Meskipun sempat diterpa berbagai polemik, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung sehingga pementasan bisa berjalan sesuai dengan harapan. Ia berharap apa yang dipentaskan ini bisa mengobati kerinduan para pecinta seni drama gong lawas.

Baca juga:  Disebut Tak Layak Dikunjungi di 2025, Kadispar Klaim Bali Masuk Destinasi Paling Aman dan Nyaman 

Diungkapkan, persiapan pentas dilakukan secara matang. Latihan untuk pementasan sudah berjalan sejak 2 Minggu lalu secara beruntun di Sekretariat Paguyuban Drama Gong Lawas, di Puri Gandapura, Kesiman Kertalangu. Hal ini juga dibenarkan oleh Koordinator tabuh Ida Bagus Kartika. Dikatakan, latihan tabuh sudah dilakukan sebanyak 7 kali secara beruntun.

Wakil Ketua Paguyuban Drama Gong Lawas, Drs. Dewa Putu Kandel, S.Pd.,M.Pd., didampingi Sekretaris Pande Adi Asmara juga mengungkapkan bahwa begitu mendapatkan jadwal pentas dari Disbud Bali, pihaknya langsung bergerak cepat mengumpulkan seniman dan penabuh. Mereka langsung menyambut gembira karena mendapat kesempatan ngayah di PKB untuk menghibur masyarakat yang masih merindukan kehadiran drama gong lawas. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN