
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ditengah pelantikan PPPK tahap I, ada fakta lain yang kontrakdiktif. Ratusan tenaga non-ASN yang mengikuti seleksi PPPK tahap kedua, justru banyak yang malah tidak lulus. Hal ini memantik banyak kekecewaan, sehingga BKPSDM Klungkung ditugaskan segera mengurusnya, untuk memperjelas bagaimana nasib mereka ke depan.
Bupati Klungkung I Made Satria, ditemui usai melantik PPPK tahap I, Selasa (1/7), mengakui tenaga non-ASN yang mengikuti tes gelombang kedua kurang lebih 1.000 orang, yang mana lebih dari 900 orang ternyata tidak lulus. Bupati Satria menyatakan telah menugaskan Kepala BKPSDM Kabupaten Klungkung untuk segera berkoordinasi dengan BKN agar diupayakan untuk secepat mungkin mencarikan solusi yang terbaik.
“Saat ini kami masih proses untuk memperjuangkan mereka yang belum lulus ini, agar bisa mendapatkan solusi yang terbaik sesuai harapan mereka,” kata Bupati Satria.
Dalam situasi saat ini, Bupati Satria belum bisa memastikan lebih jauh, apakah yang tidak lulus ini nantinya bisa ikut kembali ke dalam proses seleksi PPPK, sementara menjadi PPPK Paruh Waktu atau ada opsi lain. Untuk menjawab pertanyaan itu, maka Bupati Satria menegaskan harus secepatnya melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BKN. Pihaknya tentu tetap mengupayakan solusi-solusi, agar mereka juga bisa tertampung sebagai PPPK. “Kita berusaha carikan solusinya, tetapi tetap BKN yang akan memutuskan nanti,” kata Bupati Satria.
Tenaga non-ASN gelombang kedua ini, antara lain masih untuk tenaga teknis. Seleksi Kompetensi PPPK Tahap II Tahun 2025 dilaksanakan di Universitas Terbuka Denpasar 8 – 10 Mei lalu. Saat itu diikuti sebanyak 1.078 peserta yang mengikuti seleksi di Bali dan 46 peserta di luar Bali. Semua tahapan saat itu berjalan lancar, dengan tingkat kehadiran cukup tinggi.
Kepala BKPSDM Klungkung Ida Bagus Wirawan Adi Putra, belum bisa memberikan penjelasan lebih jauh, dibalik banyaknya peserta tenaga non-ASN yang gagal lulus seleksi PPPK tahap II ini. Apakah memang karena kurang persiapan, kurang tersedianya formasi sesuai jumlah peserta seleksi atau memang ada faktor lain yang membuat mereka tidak lulus. Beda dengan seleksi tahap I, proses seleksinya hampir semua pesertanya lulus. (Bagiarta/Balipost)