Umat Hindu bersembahyang di pura yang odalannya bertepatan dengan Tumpek Krulut. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tumpek Krulut, yang jatuh setiap Saniscara Kliwon Wuku Krulut, merupakan salah satu hari suci penting dalam tradisi Hindu di Bali.

Dikenal juga sebagai odalan gamelan, hari ini diperingati sebagai momen penghormatan terhadap gamelan, seni suara, serta kasih sayang universal yang bersumber dari vibrasi nada.

Sejumlah banten khusus dipersembahkan pada hari ini, sebagai wujud bhakti dan rasa syukur umat.

Berikut lima jenis banten yang lazim digunakan dalam perayaan Tumpek Krulut:

Baca juga:  Koster Ungkap Alasan PDIP Tak Usung Cok Ace Jadi Cawagub

1. Banten Pejati

Banten ini menjadi persembahan utama dan bersifat universal.
– Berisi: nasi, lauk-pauk, canang, buah, dupa, dan perlengkapan simbolis lainnya.
– Fungsi: sebagai lambang ketulusan dan rasa bakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

2. Sesayut Gamelan

Banten ini khusus ditujukan untuk gamelan dan alat musik lainnya.
– Berisi: canang, dupa, air suci, dan kadang dilengkapi porosan.
– Fungsi: sebagai penghormatan terhadap taksu (roh spiritual) yang dipercaya bersemayam dalam gamelan.

Baca juga:  Tabanan Tunda Belajar Tatap Muka Sampai Maret 2021

3. Banten Bebangkit

Merupakan banten berisi aneka sajian lengkap, biasanya dipakai dalam upacara besar.
• Berisi: jajanan tradisional, buah-buahan, lawar, serta perlengkapan upacara lainnya.
• Fungsi: sebagai wujud permohonan keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran.

4. Banten Daksina

Daksina sering kali melengkapi banten utama sebagai simbol keseimbangan dan pemujaan kepada dewa.

– Berisi: kelapa, porosan, canang, uang kepeng, bunga.
– Fungsi: mempersembahkan unsur purusa dan pradana sebagai lambang keharmonisan alam.

Baca juga:  Perayaan Rahina Tumpek Krulut Untuk Pelestariaan Nilai Kearifan Lokal Bali

5. Segehan Putih-Kuning / Segehan Agung

Segehan digunakan sebagai banten penyucian di lingkungan sekitar tempat gamelan.

• Berisi: nasi lima warna, lauk sederhana, dan canang.
• Fungsi: untuk menjaga keseimbangan dan mengharmoniskan energi sekala-niskala. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN