
TABANAN, BALIPOST.com – Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan I Made Suryana menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pimpinan Partai Gerindra, khususnya DPD dan Pusat.
Ini, menyusul beredarnya rekaman pernyataannya yang dinilai menyinggung partai tersebut. Dalam rekaman itu, ia sempat menyatakan tidak akan menandatangani proposal apa pun yang berbau Gerindra selama empat tahun ke depan.
Namun, permintaan maaf tersebut hanya ditujukan kepada pimpinan partai, bukan kepada tokoh lokal yang menjadi sumber kekecewaannya, yakni I Made Miantara alias Koyo yang disebut sebagai mantan kader PDIP dan berpindah ke NasDem, akhirnya ke Gerindra.
Perbekel mengaku emosinya dipicu oleh berbagai persoalan di desa, termasuk inkonsistensi sikap Miantara yang dinilai tidak sejalan dengan kesepakatan desa. Juga, dugaan pemanfaatan bantuan sosial dari pusat untuk kelompok tertentu.
Ia juga menyoroti dibatalkannya bantuan dan kegiatan budaya seperti Gong Kebyar Yayasan Tri Yowana Sandi karena dinamika politik menjelang Pilkada.
“Terhadap Pimpinan Partai saya minta maaf tetapi tetap tidak akan meredakan konstelasi saya di bawah, tidak akan pernah, tetapi karena menyinggung Gerindra selaku perbekel dalam situasi emosi, saya minta maaf kepada pimpinan partai, tetapi dibawah No Way bagi saya,” jelasnya.
Ia menegaskan, sikapnya yang menolak menandatangani proposal yang berkaitan dengan Miantara bukan didasari kebencian politik. Melainkan bentuk idealisme dan upaya menjunjung etika dalam berpolitik.
“Ibaratnya berjuang di Gerindra saat ambil ukupan di PDIP etis tidak, sebagai kader mari belajar etika berpolitik,” tegasnya
Sebagai kepala desa tiga periode, ia mengklaim memiliki rekam jejak baik dan berkomitmen tetap menjunjung etika serta tata krama dalam pengambilan keputusan di desa. Namun, untuk urusan di tingkat desa yang menyangkut Miantara, ia menegaskan sikapnya: “No way, tetap tidak akan berubah.” (Puspawati/balipost)