
JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia Fashion Week (IFW) kembali digelar pada tahun ini selama 5 hari (28 Mei-1 Juni). Kegiatan yang ditutup pada Minggu (1/6) itu menggandeng sejumlah pelaku financial technology (fintech) untuk mendongkrak pembayaran digital di kalangan fashionpreneur.
Diakui salah satu praktisi fintech, Himelda Renuat, fashion retail menjadi salah satu kontributor tertinggi dalam pembayaran digital. Pertumbuhannya cenderung stabil setiap tahunnya.
Co-Founder dan Chief Marketing Officer Doku ini mengutarakan dari portfolio merchant retail, fashion merupakan salah satu kontributor tertinggi yang memperlihatkan pertumbuhan transaksi stabil setiap tahunnya. “Melalui solusi pembayaran digital seperti QRIS dan Payment Link, memudahkan transaksi bisnis secara cepat dan efisien,” ungkap Himelda dalam keterangan tertulisnya.
Dengan digitalisasi pembayaran, lanjutnya, fashionpreneur dapat menjangkau konsumen secara lebih luas serta mengelola bisnis secara lebih transparan dan profesional. “Di industri fashion yang dinamis dan kompetitif, kehadiran sistem pembayaran yang modern menjadi penopang penting bagi keberlanjutan bisnis, karena dapat mengatasi tantangan konvensional seperti antrean panjang, transaksi tunai serta pengelolaan laporan penjualan yang masih manual,” ungkapnya.
Pihaknya juga menjaring sejumlah fashionpreneur berprestasi lewat kategori ‘Digital Readiness’ dalam kompetisi IYFDC (Indonesia Young Fashion Designer Competition). Ada enam brand lokal siap pakai yang berpartisipasi menampilkan produk dan rancangan uniknya di atas catwalk sebagai bagian dari acara puncak IFW 2025, yaitu Adrie Basuki, Apikmen, Controlnew, Jarred Phatos, Linnet Lifestyle dan Maharani Persada by Essy Masita.
“Melalui partisipasi di IFW 2025, kami ingin mendorong lebih banyak pelaku industri kreatif, terutama fashionpreneur, untuk bertransformasi secara digital. Kami percaya digitalisasi pembayaran bisa menjadi kunci bagi mereka untuk tumbuh lebih efisien, menjangkau pasar yang lebih luas, dan bersaing di level nasional maupun global,” pungkasnya.
Terpisah, Kementerian Perdagangan menyebut kemajuan industri fesyen dapat berdampak pada sektor perekonomian negara bahkan pada skala mikro.
“Tidak lupa kami gaungkan untuk mendukung, bangga, bela dan beli produk dalam negeri yang bisa dimulai dari lingkup terkecil,” kata Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti dalam pembukaan IFW 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) dilansir dari Kantor Berita Antara.
Roro menekankan bahwa kolaborasi seluruh ekosistem fesyen Indonesia dapat memajukan industri fesyen beserta kekayaan ragam budaya lokal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan menggelar acara seperti Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 untuk meningkatkan nilai tambah dari para desainer lokal.
Dengan mengangkat tema “Ronakultura Jakarta”, ia menilai bahwa setiap karya yang dipamerkan mencerminkan cara para desainer berekspresi dan menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan modern. Roro menyatakan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan siap untuk berkolaborasi dan berkomitmen bersama dalam memajukan industri fesyen Indonesia. (kmb/balipost)