Plh. Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto (kiri) dan Chief Executive Officer Doku, Chris Yeo (kanan) berbincang terkait inisiatif pembayaran yang cepat, mudah dan lengkap baik online maupun offline bagi para penjual di media sosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan social sellers. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Inovasi financial technologi sangat penting dalam mendukung percepatan digitalisasi UMKM. Fintech pun diajak mengembangkan inovasi yang mampu meningkatkan efisiensi UMKM menjadi lebih adaptif, kontributif dan berkelanjutan, khususnya dalam pembiayaan melalui pengembangan digitalisasi. Demikian disampaikan Plh. Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto, Senin (3/7).

Ia menilai peran fintech, seperti Doku melalui program Juragan Doku, sangat strategis dalam mendorong digitalisasi UMKM, serta mendukung inklusi keuangan di kalangan anak muda. Sebab, menuju industri 5.0, ia menilai peluang utama berada pada anak-anak muda yang merupakan bagian mayoritas dari komposisi penduduk Indonesia.

Hal itu didukung dengan potensi ekonomi digital nasional yang begitu besar karena 41 persen total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia. Termasuk peluang lain yakni tingginya minat pelaku UMKM untuk mempraktekkan bisnis hijau/ ramah lingkungan 94-95 persen.

Baca juga:  Kolaborasi BRI dan Fintech Berikan Layanan Pembayaran Mudah dan Aman

“Digitalisasi tentunya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM terutama pada perluasan pemasaran dan mempermudah transaksi keuangan serta pencatatan transaksi keuangan,” ucapnya dikutip dari Kantor Berita Antara.

Tercatat partisipasi UMKM di pasar digital pada Juni ini telah mencapai 21 juta dari target 30 juta UMKM pada 2024. Kemudian sebanyak 2,9 juta produk UMKM telah masuk dalam e-Katalog dari target 5 juta produk. Sedangkan untuk belanja di BUMN melalui website PaDi untuk membeli produk UMKM telah mencapai Rp22 triliun dengan melibatkan sekitar 17.200 UMKM.

CEO Doku, Chris Yeo mengatakan Juragan Doku merupakan sebuah inisiatif baru untuk mempercepat proses digitalisasi UMKM Indonesia. Ia mengatakan inisiatif ini dilakukan bersama mitra komunitas strategis seperti Sahabat UMKM, Strive Indonesia (Mercy Corp & Mastercard) dan SparkLabs (Universitas Pelita Harapan). “Juragan Doku merupakan inisiatif kami untuk pertumbuhan lanjutan (growth initiatives) yang menyasar segmen pasar UMKM Indonesia, setelah tahun lalu kami melakukan ekspansi bisnis ke Malaysia,” jelasnya.

Baca juga:  DJPb Gandeng "Payment Gateway" Jadi Agen Bayar Pajak dan PNBP

Dijelaskan inisiatif ini merupakan cara terima pembayaran yang cepat, mudah dan lengkap baik online maupun offline bagi para penjual di media sosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan social sellers. “Kami berharap tidak hanya dapat meningkatkan jumlah transaksi sukses saja, namun juga mendukung social sellers untuk memperluas basis pelanggan mereka dengan tersedianya berbagai metode pembayaran.”

Sejumlah layanan disediakan bagi social sellers, seperti terima pembayaran instan dengan fitur-fitur langsung pakai (tanpa integrasi) seperti payment link, e-katalog, QRIS dan instant checkout. Selain fitur produk yang dapat diakses melalui web maupun aplikasi, diritis juga ekosistem melalui program pendampingan khas untuk para Juragan.

Baca juga:  Menangi Persaingan, Perbankan Harus Keluar dari Zona Nyaman

Head of SME Doku, Angga Narendra menjelaskan dengan infrastruktur pembayaran yang lengkap, pengalaman dan jaringan mitra korporat yang dimiliki, pihaknya ingin memberikan dukungan yang optimal untuk mendorong kemajuan UMKM Indonesia. Sejak diperkenalkan sekitar awal 2023 secara organik, tercatat sebanyak 10.000 UMKM Indonesia sudah bergabung. “Indikasi ini yang membuat kami semakin yakin untuk melanjutkan ekspansi untuk menggarap segmen UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian bangsa,” tegasnya.

Dalam perjalanan bisnisnya selama 16 tahun di Indonesia, Doku telah melayani lebih dari 150.000 merchant payment gateway dari 18 kategori bisnis dan lebih dari 5 juta pengguna e-wallet. Tahun 2022 menjadi tahun prestasi pascapandemi COVID-19, karena jumlah transaksi sukses mencapai 145 juta dan secara volume, transaksinya bertumbuh sebesar 80% jika dibandingkan tahun sebelumnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN