AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Jasri di Kelurahan Subagan, Karangasem memiliki tradisi yang terus dilestarikan oleh warganya. Tradisi tersebut adalah tradisi Ter-teran. Dimana tradisi ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali serangkaian dari Usaba Muu Muu atau Usaba Dalem.

Jero Mangku Purwa, Pemangku Desa Pura Puseh Desa Adat jasri mengungkapkan, tradisi Ter-teran ini dilaksanakan sehari menjelang Perayaan Hari Nyepi atau saat hari pangerupukan. Kata dia, tradisi ini selain untuk memohon keselamatan, juga bertujuan untuk mengusir roh jahat agar tercapai kedamaian dan ketentraman di Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Pelaksanaan usaba Muu Muu ini diawali dengan mempersembahkan Pacaruan Agung dalam rangkaian upacara Tawur Kesanga di Catus Pata Tugu Patung Salak Desa Adat Jasri tepatnya saat hari sandikala atau senja menjelang petang. Begitu juga menggelar caru di pesisi atau pantai Desa Jasri sebagai rangkaian dari Usaba Muu Muu.

Baca juga:  Desa Adat Kuta akan Data Ulang Seluruh Pedagang

Sementara itu, Kelian Desa Adat Jasri I Ketut Sanur menjelaskan, sebelum dimulainya tradisi Ter-teran atau Ngeterin atau Nyundihin, banten caru yang telah dipersiapkan di Pura Wong Bedolot untuk meminta agar para penyungsung bersiap-siap menunggu hari sandikala atau sore.

kemudian para Jro Mangku Desa berjalan berbusana kain putih, memakai saput poleng dan menggunakan tekes atau udeng yang terbuat dari ayaman ambu berisi bunga pucuk merah sambil membawa keris di kedua tangannya menuju Pura Bale Agung Kajanan dan melaksanakan persembahyangan.

Baca juga:  Desa Adat Bugbug Lestarikan Nyepi Adat

Selain itu, kata Ketut Sanur, Ter-teran merupakan tradisi suci yang mengajarkan tentang nilai kesantunan, sportifitas, persaudaraan dan keikhlasan.

Karena itu setiap peserta wajib hukumnya menjaga tradisi ini bisa berjalan dengan sakral dan khidmat.

Tradisi juga memiliki makna peleburan hawa atau sifat negatif dengan media berupa api.

Dia menjelaskan, dalam pelaksanaan Ter-eran, kaum lelaki dibagi menjadi dua kutub yang berseberangan, yaitu kutub utara dan selatan, depan balai masyarakat. Selama melaksanakan ritual ini masyarakat diwajibkan memakai kain dan mengikuti aturan yang berlaku.

Baca juga:  Desa Adat Gianyar akan Gelar Upacara Tawur Agung Kasanga

Mereka tidak diperbolehkan berkata jorok dan kasar, dan tidak boleh tidak membawa unsur dengki atau permusuhan.

Dengan menggunakan sarana prakpak yang dibakar, api itu melambangkan semangat yang harus dikobarkan di masing-masing masyarakat dalam melaksanakan yadnya, sembah bakti.

Sebelum menggelar terteran sebagian krama berkeliling di sekitar Desa Jasri ngiring  ida bhatara.

Tradisi ter-teran juga digelar untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dulu rumah warga sering diketuk makhluk halus. Setelah upacara ini digelar warga merasa nyaman. Tradisi ini sudah menjadi kepercayaan masyarakat desa setempat. (Eka Parananda/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN