DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam kebudayaan Bali, banyak tradisi yang mengandung makna spiritual dan simbolik, termasuk dalam merawat bayi.
Salah satu tradisi penting adalah upacara Nelu Bulanin, yang dilakukan ketika bayi berusia tiga bulan menurut kalender Bali.
Dalam tradisi ini, penggunaan perhiasan tidak hanya sekadar hiasan, tetapi sarat akan makna sakral. Berikut lima fakta menarik yang perlu diketahui:
1. Gelang Benang Diganti Menjadi Emas
Dalam tradisi Nelu Bulanin, bayi yang sebelumnya mengenakan gelang dari benang tridatu (benang tiga warna) akan diganti gelangnya dengan gelang emas. Ini merupakan bagian dari ritual penyucian dan perlambang pertumbuhan spiritual si bayi.
2. Simbol Atman yang Telah Mantap
Pengenaan perhiasan emas dalam tradisi ini melambangkan penguatan kedudukan atman (roh atau jiwa) yang telah numitis atau bersemayam sempurna dalam tubuh bayi. Ini mencerminkan keyakinan bahwa jiwa si bayi sudah sepenuhnya hadir di dunia.
3. Perhiasan sebagai Pelindung Rohani
Tradisi ini juga mempercayai bahwa perhiasan berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh negatif dan roh jahat. Oleh karena itu, gelang, kalung, dan hiasan lainnya dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang menjaga bayi dari gangguan gaib.
4. Disucikan dengan Air Suci
Sebelum dikenakan, perhiasan yang digunakan dalam tradisi ini terlebih dahulu disucikan dengan air tirtha oleh pemangku atau pemimpin upacara. Tujuannya adalah untuk membersihkan secara spiritual dan menghadirkan berkah bagi bayi.
5. Lambang Status dan Harapan Kesejahteraan
Dalam tradisi masyarakat Bali, perhiasan juga menjadi simbol status sosial serta harapan akan kesejahteraan keluarga. Semakin indah dan bernilai perhiasannya, semakin besar pula harapan serta doa yang dipanjatkan bagi masa depan si bayi. (Pande Paron/balipost)
